Wednesday, September 16, 2015

Tower Crane

Oleh Riko Firmansyah

SALEH dan Minak Tab memancing ikan di peraian Teluk Lampung dekat Pulau Pasaran, Telukbetung Barat, Bandarlampung, dengan menggunakan perahu katir.

“Leh! Kalo gak dapet lebih baik kamu lihat pemandangan saja,” ujar Minak Tab pada Saleh, sambil mengangkat ikan kerapu ukuran 1 kg hasil tangkapannya.

Saleh membuang muka sambil memandang kota Bandarlampung. Pandangannya  tertuju pada pembangunan gedung bertingkat yang menggunakan tower crane di dekat kantor dewan kota.

“Kalau melihat crane itu jadi ingat kejadian di Mekkah. Gimana kalau peristiwa serupa terulang di sini. Arab yang sudah segitu canggih teknologinya bisa ambruk gara-gara badai. Apalagi kita,” ujar Saleh.

“Emang gitu, Leh. Kalao mancing tidak dapat pikiran jadi ke mana-mana. Segala crane dan Arab dibawa-bawa. Lebih baik angkat pancing kamu. Siapa tahu timahnya habis dimakan ikan,” saut Minak Tab, sambil memasang umpan.

“Saya ini mantan kontraktor. Berhenti karena tidak ada uang untuk setor proyek ke pemerintah. Jadi, sedikit banyak tahu soal tata laksana pemakaian crane itu,” ungkap Minak Tab.

Penempatan tower crane memerlukan perencanaan yang matang dan tepat. Perencanaan yang matang ini harus merujuk kepada struktur bangunan yang dibangun serta kondisi di lapangan.

Apalagi jika ada banyak tower yang dipasang dalam sebuah proyek konstruksi, harus diperhitungkan juga jangkauannya. Hal ini menjadi penting karena bila penempatannya salah akan mengakibatkan tidak efektifnya fungsi tower itu.

Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang tower. Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun.

Selain itu, kapasitas Tower Crane yang dipilih juga memegang peranan penting dalam memudahkan pekerjaan Konstruksi. Dalam memilih tower crane, harus diperhitungkan beban angkut, jumlah dan waktu distribusinya.

“Selebihnya doa pada Tuhan semoga lancar tidak ada gangguan apapun,” jelas Minak Tab, sambil terbelalak melihat Saleh mengangkat ikan samba ukuran 5 kg.

“Ikan ini kotor. Cuci dululah,” ujar Saleh, membalas ledekan Minak Tab. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 16 September Juni 2015

No comments:

Post a Comment