Tuesday, November 29, 2016

Dungu dalam Level Alus

Oleh Riko Firmansyah 


WALI KOTA Bandarlampung Herman HN mengumpat wartawan yang mewawancarainya: Tolol kamu!

Ketika itu wartawan tadi menanyakan soal aturan Base Transceiver Station (BTS), tetapi pertanyaannya dianggap berulang. Mungkin dia jengkel sehingga keluar kalimat itu.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti tolol adalah sangat bodoh atau bebal.


Belakangan kalimat itu tren di youtube.com. Bahkan ada yang mengunggahnya untuk jadi ringtone. Mungkin dianggap gurauan atau sindiran. Entahlah, hanya pengunggahnya yang tahu apa motifnya.

Pada dasarnya kata makian yang mengandung arti tak pintar itu---Bisa juga lupa, tidak tahu, bolot---memiliki berbagai tingkatan. Bodoh, tolol, goblok, dan dungu.

Bodoh, dianggap tingkatan pertama yang dianggap paling halus diantara empat kata itu. Kerap digunakan untuk menstimulasi otak seseorang.

Misalnya, bodoh amat kok gak bisa membedakan antara betina dan jantan. Lalu, tolol. Grade-nya lebih tinggi. Kata ini kerap digunakan orang yang merasa memiliki pengetahuan lebih dari pada lawan bicaranya. Contohnya, antara wali kota dengan wartawan yang mewawancarainya itu.

Kemudian goblok. Artinya sangat kasar sekali. Bila pada konteks serius, seseorang bisa sangat berkecil hati mendapat umpatan ini. Bahkan meraung-raung sambil berurai air mata.

Kok tega banget sih menyebut aku seperti itu. Kira-kira seperti itu gumamnya dalam hati. Karena seseorang yang mendapat umpatan itu seolah-olah jauh dari kata pintar.

Terakhir, dungu. Manusia bila dicap kata ini artinya kelar. Tetapi, jarang sekali digunakan.Sangking jarangnya mungkin saja orang yang dimaksud dungu ini mesem-mesem karena asing mendengarnya.

Jadi, kalimat ‘tolol kamu’ tadi bisa saja untuk menstimulasi otak pada level tinggi di saat kondisinya sangat tidak memungkinkan.Tujuannya, mungkin saja untuk membuat para wartawan tadi lebih pintar. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 29 November 2016

No comments:

Post a Comment