Tuesday, November 22, 2016

PBVSI (Kelamaan) Mati Suri…

Oleh Rusidi


SEBAGAI insan olahraga Lampung, ada sedikit rasa kecewa dan sedih melihat mundurnya prestasi olahraga yang sangat memasyarakat, Bolavoli. Bahkan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, dunia perbolavolian Lampung diibaratkan “Hidup Segan Mati Tak Mau”. Padahal dipelosok-pelosok penjuru Sai Bumi Ruwa Jurai, banyak talenta-talenta atlet bolavoli yang dapat dibina untuk mencetak prestasi dan mengharumkan Lampung di arena nasional.

Lalu muncul pertanyaan, mengapa olahraga bolavoli Lampung Mati Suri…? Lalu apa yang dikerjakan oleh orang-orang (maaf) yang sudah mengatasnamakan dirinya sebagai Pengurus Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI)…..Padahal kepengurusan PBVSI beberapa bulan yang lalu telah menggelar Musprov dan telah terbentuk kepengurusan, walau informasinya sampai saat ini belum dilantik.


Padahal orang-orang yang duduk dikepengurusan PBVSI Lampung diisi oleh pentolan-pentolan pejabat di Polda. Memang harus kita akui, orang-orang hebat disuatu kepengurusan belum menjamin akan dapat membawa perubahan dan prestasi lebih baik. Tidak dapat dipungkiri, seabrek kerjaan para penggede di Polda Lampung, tidak mampu diimbangi dengan kinerja apa yang harus dilakukan untuk melakukan pembinaan atlet bolavoli Lampung.

Saya adalah salah satu orang yang tidak mendukung seorang (ex-oficio) Kapolda menjadi Ketua PBVSI, karena sistem di institusi Polri adalah komando. Tanpa adanya komando atau perintah dari atasan, semua tidak akan bergerak (berjalan). Atau sebaliknya, tidak adanya pembisik amanat dari bawahannya yang sampai ke orang nomor satu di kepolisian Lampung, terkait apa yang harus dilakukan dalam memajukan olahraga bolavoli.

Ironis memang, pengurus yang tidak bergerak dan tidak memiliki program atau kalender kegiatan yang pasti, tapi saat dipentas nasional, beberapa atlet bolavoli Lampung memperkuat klub, provinsi (daerah) lain. Bahkan pada PON XIX lalu di Jawa Barat, atlet Lampung yang membela daerah lain mampu menyumbangkan medali emas. Berapa banyak pemain bolavoli yang berstatus pelajar Lampung memperkuat dan membela daerah lain.

“Kami ini dapat diibaratkan seperti anak ayam yang kehilangan induk. Padahal kami butuh sosok orang tua sebagai pengayom untuk dapat bekerjasama guna memajukan olahraga bolavoli di Lampung,” ujar salah satu Pembina bolavoli yang konsisten melakukan pembinaan walaupun banyak atletnya dicomot oleh daerah lain karena tidak dibina dan diperhatikan oleh pengurus PBVSI.

Seharusnya PBVSI dapat mengambil contoh dari apa yang dilakukan oleh PJSI Persatuan Judo Seluruh Indonesia) Lampung. Sama halnya, sebelumnya PJSI juga dijabat oleh (ex-oficio) Kapolda, tapi sejak beralih ketuanya, PJSI Lampung mampu mencetak prestasi lebih dahsyat dengan keberhasilan atletnya meraih medali emas di PON XVIII 2012 dan medali perak di PON XIX 2016 lalu. Mari kita lihat saja, adakah keberanian para penggiat bolavoli untuk melakukan apa yang telah dilakukan sebelumnya oleh para penggiat Judo Lampung… []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 22 November 2016

No comments:

Post a Comment