Monday, October 19, 2015

Siaga I (Sepakbola Nasional)

Oleh Rusidi


SEPAK bolaku sayang, sepakbolaku tendang, hal ini menggambarkan situasi dan kondisi persepakbolaan di tanah air. Bagaimana tidak, negeri yang saat ini sedang memusuhi bahkan membekukan kepengurusan induk si kulit bundar (PSSI), malah memberlakukan Siaga I demi sebuah perhelatan sepakbola yang diberi nama Piala Presiden. Aneh bin ajaib, itulah persepakbolaan Indonesia secara umum, namun semua sudah menjadi realita.

Euforia perhelatan final Piala Presiden seolah-olah mengalahkan sebenarnya apa yang terjadi di negeri yang saat ini sedang mengalami bencana nasional, Kabut Asap. Produksi kabut asap melalui pembakaran hutan, sudah banyak menyengsarakan banyak orang dan negara tetangga, seolah lenyap begitu saja ditelan Kabut Asap, demi menjaga martabat persepakbolaan daerah (maaf bukan kepentingan nasional, red).

Bahkan ada seorang teman nun jauh disana berujar, pemerintah sepertinya setengah hati menuntaskan permasalahan produksi Kabut Asap yang telah banyak makan korban. Padahal jelas-jelas seorang Joko Widodo (Jokowi) tengah berperang dengan para pembalak dan pembakar lahan hutan, bahkan presiden Jokowi sampai harus turun tangan langsung untuk mengurusi kebakaran hutan yang sempat di ekspor ke negera tetangga.

Tapi mengapa, hanya demia sebuah si kulit bundar yang saat ini masih dalam permasalahan, tetap dinomor satukan. Padahal kebakaran hutan tidak dapat dipadamkan begitu saja hanya dengan melakukan euforia yang berlebihan di sepakbola khususnya Piala Presiden. Di satu sisi negara tetangga seperti Australia, Singapura dan Malaysia berjuang melakukan water boom, tapi siempu malah asyik berpesta ria dan ber euforia.

Terus timbul pertanyaan dibenak kita, pasca pelaksanaan Piala Presiden, akan di bawa kemana persepakbolaan nasional. Apakah harus tetap berkutat bermain antar kampung “tarkam”. Karena sampai saat inipun belum ada penyelesaian yang konkret daripada adanya pembekuan dari induk olahraga sepakbola tertinggi dunia, FIFA. Mungkinkan hasil Piala Presiden ini nantinya akan dibawa ke kantor pusat FIFS di Zurich Swiss.

Kita tunggu saja apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintahan Jokowi untuk mengembalikan kompetisi sepakbola nasional. Karena kita ketahui, euforia dari para suporter sepakbola di tanah air, merupakan terbesar di dunia mengungguli negerinya sepakbola dunia, Brasil. Semoga ada solusi terbaik pasca perhelatan Piala Presiden ini ya pak Jokowi... []


~ Fajar Sumatera, Senin, 19 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment