Friday, January 8, 2016

(Demi) Prestasi... Prestise

Oleh Rusidi


PERHELATAN pesta olahraga terbesar di tanah air tinggal menghitung hari. Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016, yang rencananya akan digelar di 15 kabupaten/kota di Jawa Barat, September 2016 mendatang, tidak hanya sebagai tolak ukur keberhasilan (prestasi), tapi juga sudah menjadi prestise (harga diri=kehormatan) bagi masing-masing daerah yang akan berlaga dan bersaing di even olahraga empat tahunan tersebut.

Tanpa terkecuali Provinsi Lampung, yang memiliki catatan sejarah cukup baik diera tahun 1990 an hingga tahun 2000. Dimana dalam empat kali perhelatan PON 1989, 1993, 1996 dan 2000, Kontingen Lampung selalu menjadi number one di luar Pulau Jawa.  Namun, pada PON-PON berikutnya, prestasi olahraga Sai Bumi Ruwa Jurai terus mengalami penurunan prestasi. Dan puncaknya pada PON XVIII 2012 lalu di Pekanbaru, Riau, Kontingen Lampung harus bertengger diposisi 10 besar.

Tentu hasil di PON XVIII 2012 lalu menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi KONI Lampung untuk segera berbenah dan bangkit.  Apalagi PON XIX 2016 sudah di depan mata. Pasca keikutsertaan dibabak prakualifikasi PON dan Porwil beberapa waktu lalu, langkah cepat harus diambil oleh induk seluruh cabor, KONI untuk membuat program pembinaan atlet secara konkrit. Formula apa yang akan dilakukan KONI untuk kembali berkiprah dan memperbaiki prestasi para atletnya.

Rencananya KONI Lampung akan segera menggelar training center atau pemusatan latihan provinsi (Pelatprov) secara desentralisasi. Pelatprov sendiri merupakan kawah candradimukanya bagi para atlet untuk digodok kemampuannya secara maksimal sebelum berlaga di even sesungguhnya. Bahkan rencananya KONI Lampung akan melibatkan konsultan olahraga untuk meningkatkan kemampuan para atletnya.

Yang perlu mendapat perhatian KONI dalam mempersiapkan atletnya ke PON adalah, bagaimana mampu memberikan perhatian lebih kepada seluruh atlet yang akan berjuang di Jawa Barat nanti. Selain mempoles teknik, fisik dan stamina serta mental, pengurus juga harus mampu memberikan lebih dukungan moril dan materi. Karena bukan rahasia umum, dua hal yang disebutkan terakhir, menjadi daya magnet tersendiri bagi seorang atlet ataupun pelatih.

Sebagai masyarakat Lampung, kita harus optimis dan wajib ikut memberikan suport dan dukungan yang maksimal untuk keberhasilan para atlet saat berjuang di PON nanti. Tanpa adanya dukungan dan doa dari masyarakat, perjuangan atlet, pelatih dan pengurus untuk mengharumkan nama baik Lampung, terasa akan berat. Karena even PON bukan lagi bicara prestasi, tapi juga mempertaruhkan nama baik daerah (prestise), kalau di Lampung lebih dikenal piil atau harga diri.        


Sebagai  seorang jurnalis, tentu KONI Lampung harus bersikap realistis terhadap apa yang menjadi targetnya di PON XIX kali ini. Paling tidak kontingen Lampung dapat memperbaiki posisinya dalam perolehan medali. Karena beberapa daerah pesaing Lampung, seperti Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Papua, Sulawesi Selatan tidak ingin begitu saja berdiam diri. Bahkan beberapa daerah untuk mengejar target di PON XIX di Jawa Barat, mereka harus mengirim atletnya untuk berlatih dibeberapa negara Asia, Eropa dan Amerika.

“Ya kita cukup di Jerman aja deh, Jejeran Pahoman,” celetuk seorang pelatih sambil tertawa kecil.

Yang pasti KONI Lampung akan memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan cabor khususnya cabor unggulan atau prioritas, dengan target yang realistis dan jelas. []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 8 Januari 2016

No comments:

Post a Comment