Wednesday, December 30, 2015

Produk Jadul

Oleh Riko Firmansyah

MALAM itu di Kampung Gapura—biasa disebut GP—tempat Minak Tab dan para kebaratnya tinggal, lebih ramai dari biasanya. Belasan pemuda, berkumpul demi menyambut tahun baru.

Hendrik asik memetik gitar sambil menyanyikan lagu Iwan Fals. Begini kira-kira baitnya:

Jalani hidup, tenang-tenanglah seperti karang
Sebab persoalan, datang  menghadang
Tenanglah tenang, seperti karang…


Sementara, Aris dan Reflan sibuk membolak-balik puluhan tusuk sate kambing di tungku dekat api unggun.

Dan, Bodong tengah menyusun puluhan petasan kembang api yang akan disulut tepat pukul 00.00 WIB.

Sisanya, Jimi, Madon, Jefri, Ijang, Bardan, Gede, Dinan, Us, dan Jek, ikut berdendang dengan Hendrik.

“Hoi! Pada mabuk-mabukan ya?” bentak Minak Tab, didampingi Saleh yang baru pulang dari Langgar.

Para pemuda diam dan saling bertatap. Mereka paham benar siapa yang baru saja membentak itu. Reputasinya sebagai jawara yang bisa jalan di atas air terkenal sampai ke luar kampung.

“Enggak, Minak,” jawab mereka kompak.

“Itu minuman apa?” Tanya Minak Tab, sambil menunjuk empat botol minuman dekat mereka.

“Smirnoff, Minak,” jawab Hendrik.

“Apa itu, bir ya?” kejar Minak Tab.

“Bukan tapi Vodka,” jelas Hendrik.

Wajah Saleh yang berdiri di belakang Minak Tab, mulai pucat. Karena, beberapa dari pemuda itu adalah keponakan Wati, istrinya.

“Oh, saya kira bir. Jangan minum bir ya, nanti mabuk. Awas kalian kalau bandel, saya cekik banting baru tahu rasa,” ancam Minak Tab.

Lalu, Minak Tab memulai ceramahnya soal mudaratnya merayakan tahun baru.

“Begadang  hanya untuk menghabiskan malam pergantian tahun itu pekerjaan sia-sia. Karena Allah SWT telah menjadikan malam untuk beristirahat bukan untuk melek sepanjang malam. Kecuali bila ada anjuran untuk salat malam,” jelas Minak Tab.

Tapi, ocehan demi ocehan tak lagi didengar. Mereka sibuk menahan tawa sambil menghindari tatapan Minak Tab. Melihat itu, Saleh memelototi para pemuda satu per satu agar tetap menahan tawa.

“Ya sudah yang penting jangan berisik dan membuat gusar warga kampung. Kalau bandel jangan salahkan saya kalau kalian tak lagi bisa jalan lurus,” tutup Minak Tab, sambil berlalu.

Dan, Saleh memberi kode agar para pemuda segera beranjak dari situ. “Untung orang ini produk jadul,” guman Saleh, sambil melirik Minak Tab. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 30 Desember 2015

No comments:

Post a Comment