Wednesday, December 16, 2015

Alun-alun Bandarlampung

Oleh Abdullah Al Mas’ud


PEDAGANG kaki lima di Kota Bandarlampung terus bertambah secara signigfikan. Secara mata saja, kawasan Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandarlampung, sudah dipenuhi pedagang. Mereka tak bisa berjualan di mall atau pasar resmi yang pakai los. Mengapa?

Pertanyaan itu, tentu sudah bisa dijawab masing-masing pembaca. Secara umum, jawabannya karena di mall atau menyewa los di dalam pasar harus bayar sewa dan sebagainya yang mahal sekali, ”Boro-boro buat bayar sewa apalagi izin, keuntungan berjualan yang ada saja belum bisa buat hidup.”

Demikianlah kisah pedagang kaki lima di PKOR Way Halim atau di mana saja laaah asal kaki lima, pasti kisahnya sama. Mereka berdagang kaki lima lantaran peluang itu yang terbuka untuk mencari nafkah.

Cara berjualannya pun berbeda-beda, ada yang asal gelar tiker lalu meletakkan dagangannya, ada juga yang pakai kabin dan kap mobil, yang penting bisa dapat nafkah dan halal.

Jadi pedagang kaki lima saja atau jualan di pinggir jalan saja dikenakan ijin liar dan dipalak oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak resmi. Kasihan oh kasihan…kata orang-orang. Oerang mana yang bilang…ya…pokoknya orang laah.

Yudi, pedagang di sana bilang, sebetulnya PKOR sangat pas untuk warga mencari nafkah karena kawasan itu juga dipakai warga untuk mengisi liburan atau rekreasi murah meriah. Di sana juga dilengkapi dengan mainan anak-anak, ada mobilan, ada keretaan, ada juga delman dengan hiasan kuda yang enak dilihat.

Desi, pengunjung di sana juga mengaku keberadaan PKOR sangat membantu warga kelas menengah dan bawah. Banyak opengunjung yang tak sanggup membawa anak-anaknya ke mall bisa main di Way Halim. Mainannya juga cukup lengkap.

Amin, siswa SMK negeri di Bandarlampung juga mengaku PKOR merupakan tempat yang pas untuk silaturahmi dengan teman-teman sekolahnya. Banyak tyukang makanan yang harganya terjangkau.

Amin, Yudi dan Desi berharap pemerintah tak menggusurnya, tetapi menata keberadaan PKOR Way Halim  untuk kepentingan masyarakat karena lokasi wisata yang murah hanya di sana.

Dilihat dari segi wisata kuliner dan wisata kota di PKOR sudah cukup karena rata-rata harga makanan dan dagangan di sana sangat terjangkau. Mereka hanya menjalankan dagang dan hanya untung sedikit.

Ada baiknya Pemerintah Provinsi Lampung berpikir ulang untuk meggusur. Sebab hampir semua provinsi punya alun-alun yang dijadikan tempat wisata warga. Tidak ada salahnya jika pemerintah menyelamatkan pedagang dengan menata kembali keberadaan dan menjadikan PKOR Way Halim sebagai lokasi wisata yang murah dan lebih lengkap atau bukan alun-alun biasa lantaran dilengkapi fasilitas olahraga.

Mumpung gubernurnya orang Lampung, Pak Ridho Ficardo sebaiknya membuat tim khusus guna merancang dan menggali lokasi pusat wisata murah buat warga kelas bawah. Dalam rangka membangun daerah semoga pemerintah dan masyarakat menghormati dan memasyarakatkan budaya daerah, termasuk wisata murah dan merakyat. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 16 Desember 2015


No comments:

Post a Comment