Wednesday, December 2, 2015

Pilkada (Adem Ayem)

Oleh Rusidi

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) yang dijadwalkan akan dilaksanakan secara serentak di seluruh pelosok negerti tercinta, Indonesia pada Rabu, 9 Desember 2015, akan menjadi hajat penting bagi kelangsungan pembangunan masyarakat sepenuhnya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang boleh diumpamakan sebagai Even Organizer (EO) Pilkada tersebut, tentu semakin kencang jantungnya berdetak seolah akan copot.

Sayang perhelatan yang seyogyanya tidak dilewatkan begitu saja, ternyata mempunyai banyak cerita. Mulai dari perang urat syaraf antar pendukung masing-masing calon maupun antar si calon itu sendiri. Dan uniknya, perang urat syaraf tersebut nyaris berdampak pada bentrok adu fisik. Berkat kesigapan aparat, hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak tersebut dapat teratasi.

Namun, ada yang sangat disayangkan, yaitu minimnya pengetahuan masyarakat terhadap hajatan demokratis tersebut. Bahkan mayoritas masyarakat di suatu daerah tidak mengetahui sama sekali akan adanya pemilihan kepala daerah (Pilkada). Bahkan terkesan mayoritas masyarakat cuek begitu saja prihal pelaksanaan Pilkada itu sendiri.

Minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh perangkat EO itu sendiri, menjadi permasalahan yang tidak dapat dipungkiri. Berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan saat akan dilaksanakan Pemilu pada jaman orde baru (Orba), yang promosinya begitu gencar. Bahkan masyarakat luas sangat hapal di luar kepala dengan adanya lagu Mars Pemilu.

Bahkan adanya pelarangan pemasangan iklan bagi masing-masing calon di media masa baik cetak maupun elektronik, berdampak tidak adanya income yang didapat. Ini menjadi kerugian sendiri bagi media maupun masyarakat luas. Karena minim informasi dan publikasi yang diperoleh masyarakat luas. Walau pada akhir menjelang pelaksanaan Pilkada diperbolehkan masing-masing calon memasang iklan, namun semua sudah diatur oleh sang EO (KPU, red).

Ternyata KPU juga menjadi koordinator untuk pemasangan iklan masing-maisng calon. Hal tersebut ternyata kurang menggema di masyarakat luas, karena sebatas waktu yang telah ditentukan soal pemasangan iklan woro-woro tersebut. Pastinya ada hal positif daripada yang dijalankan oleh KPU, penghematan biaya atau anggaran yang harus dikeluarkan.       

Tampaknya Pilkada yang sepekan lagi akan digelar, jauh dari hura-hura yang membuat mubazir. Adem ayem Pilkada akan terlihat, namun dibalik semua itu harus diantisipasi adanya gerakan yang tidak terlacak. Bahkan terindikasi adanya serangan fajar dikhawatirkan akan mengganggu jalannya pelaksanaan Pilkada itu sendiri. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 2 Desember 2015

No comments:

Post a Comment