Friday, November 13, 2015

Porwil 2015

Oleh Rusidi


PEKAN Olahraga Wilayah (Porwil) IX se- Sumatera yang dilaksanakan di Kepulauan Bangka Belitung (Babel), terkesan dari kurang siapnya tuan rumah untuk menggelar even empat tahunan dan terbesar di Pulau Sumatera tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan tuan rumah yang tidak maksimal. Padahal pembukaan Porwil IX 2015 yang direncanakan akan dibuka langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi, Jum’at (13/11) malam di stadion Depati Amir Pangkalpinang, Babel, Panitia Besar (PB) Porwil masih memiliki tanggungan atau pekerjaan rumah yang begitu besar.

Bangka Belitung terkesan tidak siap untuk melaksanakan even Porwil yang juga dijadikan sebagai babak prakualifikasi PON XIX 2016 mendatang di Jawa Barat. Tampak para pekerja masih terus melakukan perbaikan diberbagai sarana atau venue yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pertandingan. Bahkan stadion Depati Amir Pangkalpinang yang akan dijadikan sentra pembukaan Porwil, masih terus dibenahi dari seluruh sektor.

Parahnya lagi, ada satu cabang olahraga (cabor) yang harusnya sudah melaksanakan pertandingan, juga belum mendapat kepastiaan jaminan keamanan dari Polda setempat. Sepakbola yang kepengurusannya kisruh di pusat, berdampak pada pelaksanaan Porwil yang merupakan agenda tetap masyarakat olahraga atau rakyat di Pulau Sumatera.  

Hingga Kamis (12/11) malam, rencana tinggal rencana tim transisi yang ingin menggelar teknikal meeting. Semua tim transisi berantakan, semua tim sepakbola tidak mendapat kepastian, apakah cabor sepakbola akan tetap dipertandingkan atau tidak. Tim transisi bersikeras Popwil adalah pra-PON, namun para pengurus sepakbola daerah tidak yakin dengan apa yang diucapkan oleh tim transisi. Sebagian peserta beranggapan bahwa Porwil nantinya dijadikan sebagai ajang eksebisi. 

Dagelan ala PSSI dan tim transisi sepertinya menjadi agenda tersendiri bagi PB Porwil.  Hebatnya, PB Porwil sepertinya tidak adapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan hajat yang menggunakan anggaran dana APBD masing-masing daerah. Saat ini ada ketakutan yang dirasakan masing-masing daerah khususnya yang mengurusi cabor sepakbola, apakah anggaran dana APBD dapat dipertanggungjawabkan apabila olahraga yang mendunia itu tidak jadi dipertandingkan... []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 13 November 2015

No comments:

Post a Comment