Friday, November 6, 2015

PLN Salahkan Alam

Oleh Abdullah Al Mas’ud


Tadi malam, ada dua tetangga yang mampir ke rumah. Mereka hanya mengajak ngobrol karena kebetulan sedang kebagian pemadaman bergilir. Obrolan pun ngalor kidul. Tapi, ada yang menarik dari obrolan itu, yakni membahas listrik.

Tak terasa obrolan itu menghabiskan kopi dan berbatang-batang rokok. Sayangnya, tukang gorengan sudah tutup karena gelap. Jadi hanya ditemani kopi sama rokok. Obrolan pun kian melebar sampai soal pencabutan subsidi.

PLN mengeluarkan dua informasi yang menyedihkan masyarakat, yakni dicabutnya subsidi pelanggan 450-900 wat dan penambahan frekuensi pemadaman di Lampung yang menjadi setiap hari.

Sebaiknya jangan dipikirin. Kalau dipikirin hanya bikin jengkel. Soalnya, saat ini pemadaman berlangsung setiap hari dengan durasi rata-rata tiga jam. Jadi kalimat yang paling praktis ya…biarin saja atau tunggu saja.

Begitulah obrolan tetangga di teras rumah jika terjadi pemadaman listrik sekaligus menjaga keamanan di sekitar lingkungan kala mati lampu. Sebab peluang penjahat untuk beraksi terbuka sekali karena lingkungan yang gelap.

Sebelumnya, PLN rajin menaikkan tarif listrik. Sayangnya kenaikan tarif juga tak mengibangi pelayanan PLN terhadap pelanggan. Lalu, kenapa naik terus.

Soal pemadaman PLN Distribusi Lampung memperkirakan krisis daya listrik di Lampung masih akan terjadi hingga akhir tahun. Alasannya kabut asap dan kemarau serta pemeliharaan dan pembangunan PLTU Sebalang. Alasan lain merosotnya kemampuan PLTA Way Besai dan Batu Tegi akibat musim kemarau panjang.

Manajer Bidang Distribusi PLN Lampung, Alam Awaludin mengatakan, masih menempuh dengan mengoptimalkan kemampuan produksi daya dari PLTU Sebalang dan Tarahan yang diprediksi mampu menyumbang daya hingga 100 MW. “Pemadaman bakal dilakukan selama 3 jam dengan durasi pemadaman maksimal 2 kali dalam sehari. Kami berharap masyarakat dapat memaklumi kondisi ini,” kata dia dalam pemaparan kondisi kelistrikan Lampung kepada media di Rumah Kayu, Kamis (29/10).

Penjelasan itu sepertinya masuk akal. Kemarau panjanglah penyebab terjadinya pasokan listrik berkurang. Tapi, itu sekaligus sebuah pengakuan kalau PT PLN belum menemukan jalan keluar.

Yang bisa dilakukan justru menyalahkan alam. Mencari kambiung hitam untuk kemarau panjang, bukankah ini sering terjadi? Kenapa tidak diantisipasi atau tidak dicarikan solusinya? Lalu…kalau musim hujan, PLN akan kah PLN bilang: banjir merusak fasilitas…bla..bla… Kita kerap mendengar wacana tentang pengembangan energi terbarukan sebagai sumber tenaga listrik. Tetapi, dari waktu ke waktu wacana itu hanya berhenti pada wacana, berhenti pada diskusi demi diskusi, berhenti pada seminar demi seminar. Tidak ada kelanjutannya.

Kondisi seperti itu diperparah pula dengan mesin pembangkit listrik lainnya yang tidak bisa beroperasi secara maksimal.

Semua orang tentu sepakat dengan penjelasan, listrik adalah kebutuhan vital dalam kehidupan sekarang ini. Semestinya pemerintah memberikan perhatian maksimal pada sektor ini, demi kesejahteraan rakyatnya. []


~ Fajar Sumatera, Jumat 6 November 2015


No comments:

Post a Comment