Friday, August 28, 2015

Nama kok Tuhan

Oleh Riko Firmansyah

"Nama kok Tuhan? Padahal nama seperti itu sangat dibenci Allah karena termasuk Malakul Amlak. Harusnya diganti. Tapi, dia tak mau," ujar Saleh, sambil melipat surat kabar yang baru saja dibacanya.

"Biar saja Leh, nama itu pemberian dari orang tuanya. Dengan mempertahankannya, menjadi bukti bahwa dia patuh dan berbakti," sambut Minak Tab.

"Tapi itu dosa. Dan, saya greges membacanya karena Tuhan jadi nama manusia," kata Saleh.

"Kalau memang dosa biar saja orang tuanya yang menanggung. Kita juga banyak dosa, ngapain kepo urusin orang. Terpenting adalah Tuhan yang kita sembah bukan orang itu," kata Minak Tab.

Bahkan di Palembang, ada seseorang yang bernama Syaiton. Alasannya, sembilan kakaknya mati sebelum beranjak dewasa. Mungkin putus asa dan mengira akan bernasib serupa maka bapaknya memberi nama itu.

Lalu, akan muncul lagi nama yang aneh-aneh dan menarik untuk jadi bahan obrolan yang menjurus pada membuka aib seseorang.

Bila itu terus menjadi perbincangan bisa digolongkan orang-orang ghibah. Artinya, mereka yang ngerumpiinnya menanggung dosa yang lebih berat dari pada zina.

Karena dosa tukang rumpi tidak akan diampuni Allah sebelum orang yang diperbincangkan itu memberi maaf. Sedangkan dosa zina akan dihapus selagi dia bertaubat dan tak mengulanginya lagi.

"Eh gini, kita ke musala aja sambil menunggu azan Magrib. Sekaligus konsultasi dengan Uztad Mus. Siapa tahu penyampaian saya ada yang salah atau kurang dipahami," ajak Minak Tab, sambil merangkul pundak Saleh. []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 28 Agustus 2015

No comments:

Post a Comment