Wednesday, August 19, 2015

Mundur... Mundur...

Oleh Rusidi


KURANG lebih setengah tahun terakhir ini, kita disuguhkan dengan perseteruan sengit khususnya dunia olahraga di tanah air yaitu Menpora dengan PSSI. Hebatnya perseteruan dua kubu tersebut hingga kini belum terselesaikan. Apa sih yang menjadi kemauan kedua belah pihak, yang nota-benenya sudah meracuni insan olahraga seantreo nusantara.

Apa yang menjadi keputusan pemerintah dalam hal ini Menpora memang kita patut hargai, tapi apa yang menjadi keinginan PSSI juga harus kita berikan apresiasi. Terus solusi apa yang dapat kita berikan untuk menyelesaikan secara tuntas persoalan yang bisa dibilang gampang-gampang rumit, atau sebaliknya rumit-rumit gampang.   

Bagi kaum yang pro terhadap keputusan Menpora Imam Nachrawi dengan membekukan (tidak mengakui keberadaan) PSSI, tentu berkeinginan agar Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti segera dilengserkan atau diganti. Dengan kata lain secepatnya digelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk mencari calon Ketua PSSI yang baru.

Hal sebaliknya juga terjadi, yang kontra terhadap keputusan Menpora berharap Imam Nachrawi untuk mundur dari kursi menteri yang menangani olahraga di Indonesia. Karena PSSI adalah organisasi yang mandiri di bawah naungan FIFA sebagai badan sepakbola tertinggi di dunia.  PSSI berpendapat bahwa mereka mempunyai statuta tersendiri.

Terus kalau begini terus kapan akan selesai perang yang kita anggap konyol dan memalukan ini. Jujur bagi orang yang tidak memahami dunia olahraga, ini menjadi bahan olokan dan tertaaan mereka di meja kantor, warung kopi, kedai makan bahkan di bawah kolong jembatanpun mereka asyik bercerita soal persetruan dua lembaga elit olahraga di tanah air tersebut.

Langkah terbaik yang harus ditempuh dan ini sejatinya sudah menjadi keputusan masyarakat adalah Imam Nachrawi Munduuuur,...La Nyalla Mattalitti juga Munduuur dari kursi yang membuat keduanya lupa dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Kita tunggu saja apakah Joko Widodo (Jokowi) selaku presiden berani mengambil keputusan tegas untuk menyelamatkan dunia olahraga Indonesia dari keterpurukan. Ingat, bukan hanya sepakbola saja yang menjadi korban, tapi cabor-cabor lainnya juga menjadi imbas akibat kekonyolan kedua orang yang tidak mau berinteroveksi tersebut. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 19 Agustus 2015

No comments:

Post a Comment