Tuesday, June 16, 2015

Semangat Hijrah

Oleh Deni Kurniawan


TIGA kali puasa tiga kali lebaran, seperti sebuah syair lagu Bang Toyib yang merakyat, dinamika RT 7 swadaya 9 segala mider  amatlah dinamis perkembangannya. Dari sepi menjadi padat penduduk tampak terlihat dari rumah rumah baru yang terbangun dan menjadi semakin semarak kehidupan di lingkungan RT 7.

Berbeda suku bangsa dan latar belakang mewakili keragaman yang membaur dalam sebuah perkampungan kecil nan bahagia ini. Alhamdulillah, kita masih bisa menemui tamu agung tahunan yang dinanti-nanti selama berbulan-bulan. Ya, itulah bulan Ramadan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat malam penganugerahan seribu bulan.


Entah sudah berapa Ramadan yang berhasil kita lewati? Tentu hal itu bergantung pada bilangan umur yang telah kita lalui. Siapa coba yang tidak ingin mendapat penghargaan itu? Jangan-jangan tahun ini, nobel tersebut memang jatuh ke tangan kita, amin. Karena itu, wajar jika banyak orang selalu merindu dan mendamba bulan ini sehingga butuh persiapan sedini mungkin untuk menyambut kehadirannya.

Kehadiran bulan Ramadan seringkali dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai waktu untuk berbenah diri, membersihkan hati dan mempererat kembali tali silahturahim dengan sanak famili. Kebersihan dan kesiapan hati menyambut Ramadhan akan terasa lebih indah jika dicerminkan dari hati yang suci. Karena itu, seringkali kita melakukan persiapan fisik dan mental untuk menyambut bulan puasa selama satu bulan penuh ini.

Apa pun kegiatannya, yang jelas itu semua adalan bentuk ungkapan kegembiraan menyambut Ramadan. Jika kita bisa bergembira menyambut Ramadan, maka seharusnya kita bisa lebih bergembira dan semangat lagi kalau Ramadan tersebut telah datang, seperti saat ini.

Penekanan Ramadan kali ini bagi pribadi masing masing adalah, bahwa kita butuh sebuah keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Berapa tahun sudah tidak shaum 1 bulan penuh saat Ramadan? Berapa rakaat tarawih yang tertinggal selama usia kita? Berapa banyak harta yang sudah kita sadaqahkan pada fakir miskin? Berapa banyak hilang rasa peduli kita terhadap sesama dan alam?

Perlukah kita berbenah? Maukah kita berubah? Saatnya kita hijrah menuju Iman dan Islam yang mengajarkan kebaikan dan barang tentu peduli terhadap alam dan sesama. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 16 Juni 2015

No comments:

Post a Comment