Wednesday, June 17, 2015

Marhaban Ya Ramadan

Oleh Abdullah Al Mas’ud


MARHABAN ya Ramadan, selamat datang wahai Ramadan, selamat datang wahai bulan suci yang membawa berkah (syahrun mubarak). Bulan suci ini pasti datang setiap tahun, tapi tidak semua orang bisa bertemu dengannya. Orang-orang yang ditakdirkan untuk bertemu dengn bulan Ramadan ini berarti mendapat peluang emas dan kesempatan yang sangat berharga.

Ada dua gerakan besar dalam pusat putaran Ramadan yaitu revolusi ritual dan revolusi sosial. Revolusi ritual dengan ibadah puasa, qiyamullail, tadarus, i’tikaf sepuluh hari terakhir pada malam-malam qadar, membuat kita menjadi saleh pribadi dalam simpul amal “Taqqrrub Ilallah” mendekatkan diri kepada Allah menjadi manusia muttaqin.

Sementara itu revolusi sosial dengan gerakan zakat, infaq, sedekah pada fakir miskin dan anak-anak yatim piatu membuat kita menjadi salih sosial. Akan lengkap jika pada pada Ramadan itu menjadi salih secara individual sekaligus salih secara kolektif.

Di sinilah berkahnya bulan suci Ramadan dalam kepungan orang untuk menata diri sebagai manusia sufi dalam arti secra mikro, maupun makro dalam kehidupan ini. Oleh karenanya mengucapkan selamat datang wahai bulan Ramadan (Marhaban  ya Ramadan) mengandung makna sebagai upaya menyongsong bulan yang penuh berkah untuk kesemestaan umat, baik bagi orang beriman maupun sesama  manusia untuk mendapatkan berkah dan rahmat-Nya.

Yang jelas panggilan Ramadan adalah seruan untuk menjadi manusia mulia karena telah melakukan perbuatan-perbuatan mulia, ritual maupun sosial. Hanya saja kemuliaan itu tidak selamanya bertahan pada pribadi orang karena pengaruh hegemoni atau kegemerlapan dunia.

Bahkan, tidak mustahil kemuliaan itu pada akhirnya tergantikan dengan kehinaan  dan kerendahan karena perbuatan manusia. Disinilah sebabnya mengapa manusia dituntut untuk patuh pada perintah dan mengabaikan yang dilarang agama? Perintah dan larangan ini dimaksudkan untuk menjaga martabat dan kemuliaan pribadi manusia dari sesuatu yang mencelakakan.

Perhatian firman Allah dalam Alquran Surat Ali Imran  112, yang artinya “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”

Pelajari ayat ini benar-benar, pahami secara mendalam kemudian lakukan petunjuknya. Maka Marhaban Ya…Ramadan dengan segala dinamika amaliyahnya mempunyai kaitan yang segnifikan untuk memposisikan manusia dan orang beriman pada posisi yang mulia.

Selamat memasuki Ramadan 1435 H dan menikmati seluruh amal shalih yang ada di dalamnya, semoga ibadah ramadhan kita mendapat ridha Allah SWT. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 17 Juni 2015

No comments:

Post a Comment