Thursday, April 28, 2016

Itikad dan Totalitas

Oleh Rusidi


SUATU pekerjaan apabila dilandasi dengan Itikad dan totalitas tentu akan menghasilkan output yang maksimal. Dan sebaliknya, bila suatu pekerjaan dilakukan dengan setengah hati dan tidak memiliki itikad untuk lebih maju dan lebih baik, otomatis akan berdampak kurang baik. Itikad dan Totalitas kerja tersebut dibutuhkan oleh semua bidang salah satunya dunia olahraga.

Itikad akan datang dari hati kecil yang dapat diartikan sebagai suatu niat. Bahkan itikad ini dibagi menjadi dua yaitu baik dan buruk. Itikad baik belum tentu dapat menghasilkan hal yang baik, apalagi yang buruk tentu akan berdampak paling buruk hasilnya. Artinya, itikad baik akan berdampak pada penarikan energi positif walau harus melalui suatu pengorbanan.

Di dunia olahraga, sangat dibutuhkan dua hal tersebut di atas yaitu itikad baik dan totalitas. Baik dari seorang atlet, pelatih dan penguruscabang olahraga, harus memiliki niat yang baik untuk meraih prestasi terbaik dan tertinggi untuk mengharumkan nama daerahnya maupun bangsa-nya. Dunia olahraga beda dengan dunia lainnya, karena di olahraga praktek nyata bukan teori. Sebaliknya walaupun tidak mayoritas, dibutuhkan teori dominan dibanding dengan prakteknya.

Hasil praktek seorang atlet dengan niat berlatih dan berlatih dengan totalitas tinggi melakukan latihan diharapkan mampu menjadi out-put dengan raihan prestasi yang maksimal. Hal yang harus dilakukan oleh seorang pengurus olahraga pun begitu. Bukan hanya numpang nama agar namanya masuk dalam jajaran elit pengurus olahraga, tapi prakteknya nol dan sebaliknya teori yang lebih dipentingkan olehnya.

Reward adalah hak bagi seorang atlet dengan prestasi tertinggi. Bagaimana dengan pengurus yang telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan, tentu yang didapat adalah kebanggaan dan kepuasan yang tidak ternilai. Tapi saat ini sangat sulit untuk mencari orang yang benar-benar menjiwai dan berkorban untuk memajukan olahraga, terutama di Lampung.

Menurut salah satu tokoh olahraga Lampung, bahwa jamannya saat ini sudah jauh berbeda dengan saat dirinya masih mengurusi olahraga. Tuntutan khususnya masalah finansial menjadi hal yang teramat penting untuk dapat memajukan olahraga dengan prestasi maksimal. Bukan sebaliknya, saat ini banyak sosok ketua umum cabor, malah mencari dan mengkais rezeki dengan memanfaatkan jabatannya. Tentu ini akan mengorbankan prestasi yang seharusnya menjadi tanggungjawabnya.

“Dapat kita tarik kesimpulan, tanpa adanya niat yang baik dan totalitas dalam suatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, akan berdampak kurang baik dengan out-put yang didapat”. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 28 April 2016


No comments:

Post a Comment