Tuesday, March 29, 2016

Udo Z Karzi

Oleh Riko Firmansyah


UDO Z Karzi adalah kolega saya di kantor. Kami berdua menempati ruangan yang sama, satu tahun terakhir. Jarak duduknya pun tak berjauhan, hanya 1 meter saja. Sehingga, suara sekecil apa pun yang kami buat akan terdengar jelas.

Udo tak akan berkomentar bila tak ditanya. Tapi, apa pun  yang ditanya jawabannya selalu mengena. “Huruf R pada huruf Lampung tak perlu ditulis KH cukup ditulis R saja. Itu huruf ke-16 dalam Kaganga (huruf Lampung),” begitu salah satu jawabannya.

Soal idealisme pers bagaimana terkait kepemilikan koran ini? Dia tidak peduli siapa yang punya media ini. Udo hanya fokus pada kinerja dan kompetensinya. Profesional saja. Tulis salah atau benar kalau memang  faktanya begitu.

Dan masih banyak lagi jawabannya yang membuat tercengang dan menyadarkan saya bahwa Udo ini ibarat ikan besar di kolam kecil. Perlu wadah yang lebih besar untuk menampungnya.

Udo sempat tertegun saat diusulkan mencalonkan jadi bupati Lampung Barat, kabupaten asalnya, pada 2017 mendatang. “Perlu Ijtihad. Karena, tujuan itu menambah beban dan tanggung jawab saya sebagai kepala rumah tangga, wartawan, budayawan, seniman, penulis buku, plus tenaga ahli gubernur,” imbuhnya.

Suatu malam Udo sempat gusar karena mendengar rumor bahwa Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mencarikan 3.000 KTP/desa untuk jalur perseorangan sebagai antisipasi bila dia tak dapat perahu partai.

“Meski saya ada talian darah dengan tamong (panggilannya pada Mukhlis Basri) tetapi bantuan seperti itu bisa menyandara tugas dan kewajiban saya kalau memang saya jadi bupati nanti. Dan, ini saya tidak suka,” ungkapnya.

Udo lebih suka mengesampingkan berbagai bantuan yang bakal memuluskannya mencalonkan diri. “Saya bisa cari duit sendiri untuk mencalonkan ini. Kawan-kawan saya banyak, mereka siap bantu dengan memberi sumbangan tenaga, pikiran, dan materi yang tak mengikat.”

Yang terpenting, kata Udo, adalah doanya saja. Semoga masyarakat Lampung Barat memilihnya menjadi nakhoda. “Filosofi nakhoda sangat luhur. Dia orang terakhir yang menyelamatkan diri setelah semua penumpang dan awaknya selamat,” jelasnya. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 29 Maret 2016

No comments:

Post a Comment