Thursday, March 24, 2016

Komitmen Sang Jenderal

Oleh Rusidi


APRESIASI setinggi-tingginya patut kita berikan kepada jajaran Kepolisian Daerah (Polda) dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung yang telah menunjukkan komitmennya untuk memberantas berbagai tindak kejahatan yang mengancam kehidupan bermasyarakat. Baik itu kejahatan kriminal murni ataupun dalam bentuk peredaran obat terlarang, Narkoba.

Walaupun baru memimpin beberapa bulan di Polda Lampung, Brigjen Pol. Ike Edwin mampu membawa angin segar bagi masyarakat Sai Bumi Ruwa Jurai untuk dapat lebih banyak berharap adanya jaminan keamanan dan kenyamanan. Dan itu telah dibuktikan sang Jendral yang juga sebagai putra daerah. Ketegasan dan kepandaiannya dalam merangkul masyarakat, merupakan kunci sukses dan keberhasilannya dalam mengungkap dan menyelesaikan berbagai kasus.

Diawali dengan hal yang nyeleneh dan bukan menjadi kebiasaan Kapolda dimanapun ditanah air, yaitu berkantor secara terbuka dibeberapa titik. Hal ini dimaksudkan untuk menggali berbagai persoalan dimasyarakat secara transparan. Bagaimana tanggapan masyarakat, ternyata nilai plus dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Walaupun dirasa cukup menggelitik dengan kinerja sang Kapolda, namun seluruh jajaran tetap memberikan dukungan. 

Masih segar dalam ingatan kita, peristiwa bentrok di Lampung Utara, langkah cepat, tanggap dan bersinergi dengan pejabat Lampura, Danrem 043/Gatam, serta tokoh masyarakat setempat, semua persoalan dapat teratasi. Begitu juga dengan peristiwa pembantaian terhadap pelajar SMKN 2 Bandarlampung, Dwiki Dwi Sofyan (17), hanya dengan hitungan hari, semua dapat terungkap.

Setelah berhasil mengungkap kasus terjadinya praktek jual-beli janin yang akan dijadikan sebagai tumbal pesugihan, yang melibatkan para pelaku antar-provinsi, tidak membuat sang Kapolda berpuas diri. Berkolaborasi dengan BNN Lampung, Rabu (23/3) pagi melakukan penyisiran terhadap para narapidana di Lapas Rajabasa, Bandarlampung. Hasilnya sangat mengejutkan, diketahui ternyata peredaran narkoba dikendalikan dari balik jeruji besi (penjara,red). 

Bahkan pihak Kepolisian dan jajaranBNN dalam razia/sidaknya selain menemukan adanya obat terlarang yang mengandung zat adiktif, juga ditemukan buku tabungan dengan nilai transaksi sebesar Rp2,9 miliar. Uang ditabungan tersebut disinyalir hasil dari transaksi jual-beli barang haram,narkobadan sabu.Sungguh fantastik, dan anehnya para petugas sepertinya tidak mau tau, bahkan ditemukan keterlibatan oknum sipir untuk memuluskan langkah para mafia narkoba di lingkungan Lapas.   

Mengedepankan penyelesaian masalah dengan tidak tebang pilih kasih, sang Kapolda terus melakukan apa yang seharusnya dikerjakan. Bergerak cepat adalah ciri khasnya dalam menyelesaikan satu persatu persoalan. Ini menunjukkan kematangannya sebagai sosok pemimpin yang memberikan contoh teladan bagi korpsnya maupun masyarakat luas. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 24 Maret 2016

No comments:

Post a Comment