Monday, May 2, 2016

Pertamina Terlalu Baper

Oleh Supendi


AKHIR-AKHIR ini PT Pertamina (Persero) banyak tampil dimuka umum. Bukan soal program BBM jenis baru, namun terkait kekesalannya oleh ulah brand Pertamini yang seakan menyainginya.

Kata menyaingi ini bisa dimaknai dalam arti sebenarnya. Sebab Pertamini kini lebih banyak hadir di tengah masyarakat dengan daya jangkau hingga pelosok. Jumlahnya mencapai ribuan bahkan mungkin  jutaan dan sangat mudah ditemui di setiap tempat. Sedangkan SPBU milik Pertamina daya jangkaunya masih terbatas dan belum menggurita layaknya Pertamini.

Menjamurnya Pertamini ini rupanya membuat berang Pertamina yang menyebutnya merusak pasaran, baik dari sisi branding maupun harga penjualan BBM subsidi.

Pertamina merasa kehadiran Pertamini bisa merusak nama baik Pertamina lantaran ada kecendrungan menjual BBM yang tidak terstandar alias berpeluang terjualnya BBM oplosan.

Namun, bukan mentok disitu permasalahannya, melainkan rasa baper Pertamina yang berlebihan. Pertamina merasa bahwa masyarakat kadung mengira kalau Pertamini adalah bagian keluarga dari Pertamina, sehingga apapun baik buruknya ujungnya akan menyangkut Pertamina juga.

Puncak dari kekesalannya itu, Pertamina menyurati Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang intinya meminta agar brand Pertamini dihapuskan dari peredaran.

Langkah ini nampaknya kurang pas dilakukan dan kurang etis. Masyarakat awan menilai, sikap Pertamina ini menunjukkan rasa sensitifitas yang tinggi dan kurang dewasa.

Bila permasalahannya terletak pada ketakutan akan tercorengnya brand Pertamina, semestinya upaya yang dilakukan berkutat pada bagaimana menyosialisasikan kepada masyarakat luas bahwa Pertamini bukanlah bagian dari Pertamina. Segala macam permasalahan tentang BBM yang dijual Pertamini bukanlah tanggung jawab Pertamina.Selesai.

Sebenarnya kalau mau jujur apa yang dilakukan Pertamini menjadi sebuah tamparan bagi Pertamina. Bisa dibilang Pertamina kalah cepat menancapkan strateginya dengan memperluas daya jangkau ke pelosok.

Tapi di luar itu semua, Pertamini tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Ia hanyalah ladang bagi pelaku usaha kecil untuk menafkahi hidup. Toh Pertamina tetaplah meraup keuntungan dari penjualan BBM yang dikonsumsi Pertamini. Terkait sistem dan teknisnya, itulah yang semestinya dibicarakan bukan dipertentangkan. Pertamina tetaplah Pertamina, Pertamini hanyalah ladang usaha. []


~ Fajar Sumatera, Senin, 2 Mei 2016

No comments:

Post a Comment