Tuesday, May 3, 2016

Kreativitas dan Moral

Oleh Abdullah Al Mas'ud

MENTERI Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyebutkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini bertema “Ayo Kerja, Inovatif dan Kompetitif”. Kalau disimak, tema itu bermakna mengajak untuk kreatif. Hasil kreatifitas sudah tentu bertujuan untuk bisa berkompetisi.

Karya bisa saja menciptakan sumber daya manusia, bisa juga memotivasi, tergantung individu   mengartikan tema itu. Namun, intinya, untuk mengajak kreatif. Harus diingat kreatifitas tersebut juuga harus sesuai dengan ideology bangsa, yakni Pancasila.

Tema tersebut merupakan seruan bagi seluruh kalangan pendidikan tinggi dan perguruan tinggi untuk melakukan reformasi pendidikan tinggi. Reformasi pendidikan tinggi merupakan suatu keniscayaan pada saat ini, ketika kita menghadapi beragam tantangan luar biasa dalam skala lokal, nasional, maupun global.   

Sebagai bangsa yang terbuka, Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh budaya asing. Akibatnya, karena tidak adanya strategi kebudayaan untuk memperkokoh ketahanan budaya sendiri, budaya asing leluasa menggerus nilai-nilai budaya lokal. Jadi jangan sampai kreatifitas tersebut terkontaminasi.

Pilihan tema itu dimaksudkan agar pendidikan di sekolah menjadi sebuah proses pembelajaran tidak hanya untuk mengejar kecerdasan, tapi juga mengarah pada pendidikan kreatifitas untuk membangun dengan karakter nilai-nilai budaya bangsa yang terumuskan dalam Pancasila.

Kita tahu, semua pendidikan tak lepas dari soal moral yang belakangan mengalami penurunan. Banyak anak negeri kita kehilangan jiwa kebangsaan dan nasionalismenya. Sikap dan tingkah laku mereka terpengaruh oleh budaya asing dari sisi negatifnya.

Kenapa bisa begitu? Iya, kemajuan teknologi informasi memudahkan anak didik kita mengakses jaringan internet, bukan untuk pembelajaran hal-hal positif, tapi justru yang negatif. Mereka cenderung tidak mengerti adanya ajaran luhur warisan pendiri bangsa ini. Pancasila hanya mereka pahami secara tekstual.

Berangkat dari kesadaran itu, Hardiknas,  hendaknya bisa dijadikan bagian dari upaya membangun strategi kebudayaan untuk menyelamatkan anak-anak bangsa ini dari pengaruh budaya negatif. Pendidikan moral dan karakter adalah jawaban jitu untuk membentuk generasi-generasi muda yang tak saja cerdas, tapi sekaligus berbudaya dan bermoral. Berarti semua itu tak lepas dari ideologi bangsa. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 3 Mei 2016

No comments:

Post a Comment