Wednesday, May 25, 2016

Mapas...

Oleh Abdullah Al Mas'ud


MAPAS… kata ini terus populer di semua kalangan.  Mapas…lontaran kata luar biasa terhadap sebuah peristiwa. Mapas…juga sering muncul di dunia pendidikan, kriminalitas, bahkan dunia bisnis. Kata ini kerap terdengar diucapkan oleh banyak orang, untuk menggambarkan keadaan yang luar biasa.

Proyek sedang macet juga bisa disebut mapas. Bisnis sedang lesu, disebut mapas. Dompet lagi banyak isinya, disebut mapas. Usaha sedang bangkrut atau maju, utang menumpuk, rumah tangga sedang kacau,juga bisa disebut mapas.

Kata itu semakin populer seiring dengan kondisi perekonomian dan pembangunan di Lampung yang terus-terusan kian menjadi perbincangan semua kalangan. Meski Gubernur Lampung pernah menyatakan keoptimisannya tentang pembangunan, tapi tak membawa daya beli masyarakat.

Keoptimisan Gubernur sebenarnya bukan tanpa alasan. Sejak tahun lalu pemerintah daerah melakukan pembangunan di bidang infrastruktur. Secara teori, hal itu diharapkan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat.

Pembangunan juga diikuti oleh dinas. Seperti dinas kesehatan. Dinas Kesehatan Pringsewu dapat dana alokasi khusus Rp25 miliar, juga untuk pembangunan. Namun, kepala dinas selaku penanggungjawab wanti-wanti sejak dini dalam penggunaan dana itu.
Tetapi sudah banyak pengusaha dan kontraktor yang berkrumun untuk menaearkan pekerjaan denga memberikan sejumlah uang kepada pejabat pembuat komitmen (PPK).

Padahal kepala dinas harus menggunakan anggaran sesuai dengan juklak maupun juknis. Karena tidak mau terjadi kesalahan yang buntut-buntutnya mereka bisa masuk penjara, mereka mereka memilih tetap meanti-wanti.

Itu masalah di hilir. Pada masalah hulu, secara global perekonomian memang sedang merosot. Semua itu merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengendalikannya.

Koordinasi antarinternal dinas tidak bisa tidak harus dilakukan secara bersama. Alih-alih melakukan koordinasi, yang terjadi justru saling mengecam. Seperti di Dinas Kesehatan Pringsewu seolah kerja tanpa koordinasi antara kepala dinas dan PPK.

Sudah begitu, isu proyek terus bergulir membuat tidak fokus bekerja, apalagi melakukan koordinasi. Dari sinilah pembenahan perlu dilakukan agar kerjaan rampung sesuai rencana dan tak berujung ke penjara sehingga muncul kata 'mapas'. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 25 Mei 2016

No comments:

Post a Comment