Tuesday, May 10, 2016

Biling Salah Sasaran

Oleh Rusidi


BERBAGAI program pembangunan yang dilakukan selama kepemimpinan tahun pertama Herman HN sebagai Walikota Bandarlampung patut diacungkan jempol. Baik itu pembangunan fisik (infrastruktur) maupun non fisik (Pendidikan, kesehatan dan keagamaan). Hal tersebut setidaknya sudah menjawab apa yang menjadi keraguan masyarakat terhadap kepemimpinan Herman HN diperiodesasi  awal terpilihnya beliau. 

Namun di sisi lain, banyak pula kecaman dan kritikan yang dialamatkan masyarakat kepada mantan Kadispenda provinsi Lampung tersebut.  Terutama dalam sektor pendidikan, yang sebelumnya menjadi program unggulan dalam menciptakan generasi penerus yang memiliki kecerdasan dan kemampuan (skill) yang mumpuni.  Program unggulan yaitu jalur Bina Lingkungan (Biling) yang diperuntukkan bagi kaum pelajar (maaf) dengan keterbatasan finansial, merupakan program yang sedikit merusak image kinerja sang walikota.

Biling, program yang dianggap telah merusak kwalitas pendidikan dengan mengedapankan kuantitas dengan memperbanyak jumlah siswa sekolah. Namun disatu sisi , sekolah-sekolah unggulan yang sebelumnya mampu mencetak pelajar berprestasi dan mampu mengangkat nama baik sekolah. Kini sebaliknya, siswa-siswa Biling tidak mampu mengikuti kompetisi dalam penyerapan ilmu yang diberikan para pendidik.

Tidak imbangnya prosentase antara jumlah penerimaan siswa  Biling dengan Regional, menjadi polemik bagi kepala sekolah dalam menentukan kebijakan. Yang semula Biling 40 persen dan 60 persen siswa Regional sebenarnya banyak disayangkan para pendidik (guru). Bahkan pada tahun ajaran 2015 lalu, penerimaan siswa baru menjadi  70 persen (Biling) dan 30 persen (Regional) banyak dikecam para pakar pendidikan, masyarakat , kepala sekolah dan para pemilik sekolah-sekolah swasta.

Sebagian besar mengatakan dengan perbandingan prosentase penerimaan siswa tersebut, program Pemkot telah dianggap salah kaprah. Bahkan hal tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang mampu dalam ekonomi, namun berpura-pura hidup dalam serba keterbatasan dengan maksud dan tujuan agar si anak dapat masuk ke sekolah negeri dan sekolah unggulan.  Padahal dalam segi prestasi, sangat tidak memadai si siswa tersebut masuk ke sekolah negeri (unggulan).

Apakah di tahun keduanya memimpin kota Bandarlampung, Herman HN akan kembali menerapkan prosentase atau perbandingan yang sama atau lebih. Bahkan akan menaikkan prosentase menjadi 80 persen (Biling) atau sebaliknya menurunkan prosentase tersebut untuk mengembalikan citra sekolah negeri terutama yang unggulan. Karena banyak sekolah swasta juga ingin hidup dan memberdayakan para pengajar (guru) yang sebagian besar sudah resain alias tidak lagi mengajar. Tahun 2016 ini diharapkan akan merubah semuanya, khususnya dunia pendidikan di Kota Bandarlampung ke arah yang lebih baik. Apalagi penerimaan siswa baru (PSB) sudah di depan mata. []

 
~ Fajar Sumatera, Selasa, 10 Mei 2016

No comments:

Post a Comment