Monday, May 16, 2016

Mestinya Tak Perlu Impor

Oleh Supendi


LAMPUNG disebut sebagai salah satu daerah penghasil buah Tanah Air dan menjadi lima besar sentra produksi buah nasional dengan rata-rata total produksi per tahun mencapai 1,4 juta ton. Namun predikat itu rupanya tak se “Wah” nasib buah lokal di lapangan, bahkan bisa dibilang miris.

Di lapak-lapak penjual buah di Bandarlampung baik yang di berada di pasar tradisional, pinggir jalan hingga supermarket, nasib buah lokal tak sebagus buah impor. Bukan hanya soal rupa yang tampak kalah bersaing, buah lokal juga kalah soal jumlah saat dijejerkan di kotak penjualan.

Para pedagang buah mengaku, mereka memang sengaja memasok buah impor karena tingginya permintaan dari konsumen. Ini lantaran buah impor disebut memiliki rasa yang lebih manis dan kualitas rasa maupun tampilan yang lebih menarik dibanding buah lokal.

Kondisi tersebut memang bisa dimaklumi dari sisi keekonomian, apalagi di era MEA, masuknya barang impor bukan lagi ha lasing. Namun bukan berarti dibiarkan. Pemerintah perlu menjadikannya sebagai bahan koreksi.

Pemerintah harus mencarikan solusi supaya buah lokal bisa bersaing dengan buah impor. Bila masalahnya terletak pada kualitas rasa dan tampilan yang kurang, pemerintah harus bekerja mencarikan formula yang tepat, bagaimana kualitas buah lokal bisa meningkat.

Rasanya, negara luar pemasok buah itu tidaklah unggul dari sisi lahan pertanian, karena memang Indonesia memiliki kualitas tanah yang lebih subur. Bisa jadi negara pemasok itu seperti Amerika, Thailand dan Vietnam lebih memainkan inovasi dan teknologi dalam proses tanamnya.

Selain itu, negara-negara pemasok itu juga pintar memainkan branding, sehingga produknya amat mudah dikenali masyarakat khususnya Indonesia yang kerap tergila-gila dengan branding. Sayangnya bukan sebagai pencipta branding melainkan penikmat saja.

Untuk itu, pemerintah perlu melakukan kajian dengan menerapkan teknologi terkini dalam proses tanam, sehingga bisa menghasilkan produk buah lokal yang lebih berkualitas. Bila pemerintah hanya berdiam diri, kian hari pastilah buah impor makin merajai pasar buah di Tanah Air khususnya Lampung.

Kasihan petani buah, kasihan pula masyarakat kita yang selalu dipaksa menikmati produk luar. []


~ Fajar Sumatera, Senin, 16 Mei 2016  

No comments:

Post a Comment