Friday, February 26, 2016

Rekayasa Macet

Oleh Deni Kurniawan


REKAYASA lalu lintas yang diterapkan Wali Kota Herman HN, bukannya mengurai kemacetan justru yang terjadi adalah sebaliknya. Pemberlakuan dua jalur di Jalan Kartini, Selasa (23/2), malah menimbulkan kemacetan di sejumlah titik. Bukan pujian tapi protes warga yang didapatkan.

Hal tersebut menuai protes terutama dari pedagang di pertokoan di Jl. Pangkal Pinang dan sekitarnya, karena semenjak pemberlakuan dua jalur tersebut tidak ada satu pun pembeli alias tidak ada penglaris. 

Sejumlah pengguna jalan pun mengaku kemacetan cenderung disebabkan tak ada rambu jalan dari arah Jl., Teuku Umar yang masuk ke Jl. Kartini dan rambu lain yang mengikuti arus sebagai dampak perubahan dua jalur. Kondisi itu menyebabkan kemacetan parah akibat banyak pengendara yang terjebak saat jam sibuk.

Meskipun Walikota sudah memantau rekayasa lalu lintas diruas tersebut akan tetapi monitoring tersebut tidak dilakukan pada saat jam sibuk, saat orang berangkat kerja dan jam pulang kerja. Rekayasa lalu-lintas itu malah mengakibatkan kemacetan baru.

Jalan lain untuk perputaran kendaraan tidak lagi dilakukan di persimpangan RSUD H Abdul Moeloek karena perputaran jalan itu pun ditutup dan menjadi berputar di seberang depan Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung yang jaraknya lebih jauh.

Warga sangat berharap pemerintah dan kepolisian mau mendengar keluhan warga dan segera menata serta menambah rambu di ruas jalan itu agar kemacetan baru yang terjadi dapat diuraikan dan usaha perdagangan mereka tidak menjadi surut karena sepi pembeli.

Pemilik toko di sana juga tak pernah menerima pemberitahuan jika jalan di pusat pertokoan tersebut bakal jadi lintas utama pengalihan lalu-lintas setelah dibukanya Jl. Kartini dari arah Jl. Teuku Umar. Hal tersebut sudah dikeluhkan secara langsung ke Walikota Herman HN yang memperoleh jawaban yang tidak dikehendaki. Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengatakan, pembangunan jalur baru Jalan Teuku Umar menuju Jalan Kartini justru memudahkan pembeli datan.

Menanggapi kemacetan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, I Kadek Sumarta mengatakan, pemberlakuan jalur baru di Jalan Kartini menuju Jalan Raden Intan masih tahap uji coba. Ia mengaku segera mengevaluasi kebijakan ini.

Kesan mendadak dan minim sosialisasi pemberlakuan dua jalur tersebut menimbulkan multi tafsir dari banyak pihak. Kemampuan dalam mendengar aspirasi warga tentu sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Bijak sana bijak sini adalah keadilan yang merata dari sosok pemimpin yang mau mendengar. Sehingga urusan rekayasa lalu lintas ini tidak menjadi pengalihan dalam upaya pensejahteraan masyarakat dalam artian yang lebih luas. Kesejahteraan guru, angka kemiskinan yang meningkat, lapangan kerja baru, merosotnya PAD, penataan pasar, menurunnya konsumsi masyarakat adalah masalah yang harus segera diatasi oleh Bapak Herman HN. Selamat bekerja Bapak Walikota, Rakyat Mendukungmu…. Tabik! []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 26 Februari 2016

No comments:

Post a Comment