Thursday, February 11, 2016

Berani Jujur

Oleh Abdullah Al Masud


DI era sekarang ini, jujur adalah kata yang sangat mahal. Bahkan kata Iwan Fals, orang jujur hanya di komik. Artinya jujur itu saat ini hanya kelakuan fiktif dalam cerita.

Melatih kejujuran sama dengan melakukan latihan untuk takut berbuat salah. Kalau, sudah berani berbuat salah, sudah tentu semuanya hancur. Sebab kejujuran kunci dari suksesnya pemberantasan apa pun, termasuk korupsi. Itulah sebabnya kita patut mengapresiasi, jika ada aktivitas yang membentuk kepribadian anak sejak dini untuk berani  jujur.

Membentuk karakter tidak bisa dilakukan secara parsial. Tidak pula dilakukan secara paksa. Proses membentuk kepribadian harus dimulai sejak anak mengenal lingkungan masyarakat, di luar rumah.

Melalui musik, tampilan gambar dan visual lebih mengena ketimbang hanya sebatas propaganda. Lewat musik, yang dapat disaksikan oleh semua lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakang status sosialnya, sebagai fasilits memasyarakatkan kejujuran.

Mengajari anak soal kejujuran menjadi cikal bakal sebagai upaya pemberantasan korupsi. Sayangnya kadang kita, orangtua , sering tanpa sadar mengajari ketidakjujuran dengan berkata bohong kepada anggota keluarganya atau tetangganya atau teman kantornya. Tanpa sadar pula, pembicaraan orangtua, terekam oleh anak- anaknya yang masih balita.

Karena itu kejujuran datangnya dari sendiri. Para koruptor dipenjara karena tidak jujur kepada dirinya sendiri dan membohongi orang lain.

Hal kecil inilah seperti inilah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Tentu saja paling utama adalah contoh nyata dari orangtuanya untuk berani berkata jujur, berbuat jujur dan bertingkah laku jujur. Hanya saja, kejujuran itu mudah diucapkan, tetapi sulit diterapkan. []

 
~ Fajar Sumatera, Kamis, 11 Februari 2016

No comments:

Post a Comment