Oleh Abdullah Al Mas’ud
BANYAK yang mengungkapkan kalau politisi seperti belut. Entah apa dasarnya mere punya peniaian seperti itu. Jangan dipikirin, sebaiknya kita berkaca pada definisi yang benar, politisi adalah manusia yang berkarakter, punya idealisme, bermoral dan memiliki daya juang cita-cita luhur.
Namun, politis hal seperti itu banyak dimiliki oleh Pemimpin atau Politisi di zaman pergerakan atau perjuangan seperti:Dr. Sutomo, Dr. Wahidin, Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, Sultan Syahrir, K.H. Dahlan, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya. Jika disebutkan sangat panjang. Lebih-lebih tokoh-tokoh Lokal yang berjuang melawan keangkaramurkaan penjajah.
Ki Hajar Dewantoro, jiwa dan karakternya khususnya di bidang pendidikan tetap menyala-nyala. Meskipun pernah hidup di negara Belanda tetapi, beliaulah orang pertama Indonesia yang mendirikan kantor Berita Indonesia.
Kini kadar-kadernya tersebar luas di Indonesia. Sepak terjang mereka dari muda, remaja hingga pemuda dan dewasa tetap konsisten dikenang oleh masyarakat luas. Sifat-sifat dan perilakunya terus terpuji.
Tidak seperti politisi zaman sekarang, banyak oknum politisi yang memalukan dan tidak punya malu. Sebagai contoh tindak korupsi yang dilakukan oleh oknum para politisi, dibenci dan dicatat oleh rakyat untuk tidak dipilih kembali.
Gaji pegawai bank sudah tinggi, tapi oleh oknum politisi muda anggota DPR diperjuangkan untuk dinaikkan lagi. Sedang rakyat kecil terhimpit hidupnya.
Di layar televisi disuguhkan tayangan di mana ada politisi muda di mana kemarin bicara anti Korupsi. Ee, sekarang malah melakukan tindak korupsi. Tentu KPK tidak akan segan-segan mengusut terus.
Tindakan-tindakan yang bersifat ”tidak punya malu dan “sangat memalukan” justru banyak dilakukan oleh polisi muda, baik di parlemen, pemerintahan termasuk di kalangan penegak hukum.
Buat oknum-oknum ”politisi” yang punya karakter tak punya malu, sebaiknya dari sekarang kembali ke jalan yang benar…. []
~ Fajar Sumatera, Senin, 10 Oktober 2016
BANYAK yang mengungkapkan kalau politisi seperti belut. Entah apa dasarnya mere punya peniaian seperti itu. Jangan dipikirin, sebaiknya kita berkaca pada definisi yang benar, politisi adalah manusia yang berkarakter, punya idealisme, bermoral dan memiliki daya juang cita-cita luhur.
Namun, politis hal seperti itu banyak dimiliki oleh Pemimpin atau Politisi di zaman pergerakan atau perjuangan seperti:Dr. Sutomo, Dr. Wahidin, Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, Sultan Syahrir, K.H. Dahlan, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya. Jika disebutkan sangat panjang. Lebih-lebih tokoh-tokoh Lokal yang berjuang melawan keangkaramurkaan penjajah.
Ki Hajar Dewantoro, jiwa dan karakternya khususnya di bidang pendidikan tetap menyala-nyala. Meskipun pernah hidup di negara Belanda tetapi, beliaulah orang pertama Indonesia yang mendirikan kantor Berita Indonesia.
Kini kadar-kadernya tersebar luas di Indonesia. Sepak terjang mereka dari muda, remaja hingga pemuda dan dewasa tetap konsisten dikenang oleh masyarakat luas. Sifat-sifat dan perilakunya terus terpuji.
Tidak seperti politisi zaman sekarang, banyak oknum politisi yang memalukan dan tidak punya malu. Sebagai contoh tindak korupsi yang dilakukan oleh oknum para politisi, dibenci dan dicatat oleh rakyat untuk tidak dipilih kembali.
Gaji pegawai bank sudah tinggi, tapi oleh oknum politisi muda anggota DPR diperjuangkan untuk dinaikkan lagi. Sedang rakyat kecil terhimpit hidupnya.
Di layar televisi disuguhkan tayangan di mana ada politisi muda di mana kemarin bicara anti Korupsi. Ee, sekarang malah melakukan tindak korupsi. Tentu KPK tidak akan segan-segan mengusut terus.
Tindakan-tindakan yang bersifat ”tidak punya malu dan “sangat memalukan” justru banyak dilakukan oleh polisi muda, baik di parlemen, pemerintahan termasuk di kalangan penegak hukum.
Buat oknum-oknum ”politisi” yang punya karakter tak punya malu, sebaiknya dari sekarang kembali ke jalan yang benar…. []
~ Fajar Sumatera, Senin, 10 Oktober 2016
No comments:
Post a Comment