Tuesday, July 7, 2015

Tabah

Oleh Riko Firmansyah


DASRIL dan Saleh bermain catur sambil menunggu berbuka puasa. Sejak Dzuhur mereka nyore di bawah pohon rindang  tersebut.  Satu jam lagi  menjelang Magrib. Skor sementara 0-7 untuk Dasril. "Juara RT dilawan," guman Dasril, sambil memandang papan catur.

Saleh tak lagi menghiraukan ocehan Dasril. Karena, sudah banyak topik pembicaraan yang dia lontarkan. Dan, itu yang menyebabkan kekalahannya.

Perkataan Dasril yang membuat Saleh hilang konsentrasi diantaranya, berburu di kebun binatang. Istilah bagi orang yang mengandalkan hidupnya dari berhutang sana-sini atau gali lubang tutup tutup lubang.

Lalu, soal meracun ikan tak mati. Istilah bagi mereka yang berusaha tetapi tidak mendapatkan hasil.

Kini dia membahas soal makna kata tabah bagi petani. Celotehan Dasril soal tabah inilah yang sepertinya membuat Saleh bakal kalah 0-8.

Kali ini Saleh tak mau lagi menyimak apapun yang yang dikatakan rekannya itu.

"Coba bayangkan bagaimana tabahnya petani, Leh. Sebelum menggarap sawah, mencari modal dengan meminjam uang pada rentenir. Lalu, memacul sawah hingga menunggu panen tiba. Tiba-tiba gagal karena kekeringan," kata Dasril.

"Dia tetap tabah. Lalu, mengulangi proses bertani dengan meminjam uang pada ijon hingga merawat tanaman sambil menunggu panen. Gagal lagi, Leh. Karena sawahnya diserang hama tikus," ujar Dasril.

"Tahu tidak, Leh. Meski begitu dia tetap berangkat ke sawah meneruskan profesinya sebagai petani padahal hidupnya sudah apa adanya sejak dia dilahirkan," lanjut Dasril.

"Sekarang, kamu bayangkan dengan mereka yang bangun siang. Naik mobil keluaran terbaru, makan enak, istri kinclong, anak-anak terawat. Tahu tidak kerjanya, hanya kongkow-kongkow dengan pemegang kekuasaan," tutur Dasril.

Saleh hanya bersila diam, tak menanggapinya. Wajahnya tertuju pada papan catur.

"Bisa dibayangkan, Leh? Bagaimana enaknya hidup orang itu yang berada di lingkaran kekuasaan. Hidupnya apa adanya juga. Mau mobil ada, mau belanja ada, berlibur ke luar negeri ada. Kira-kira begitu. Bandingkan dengan petani tadi,"  tambah Dasril.

Saleh tetap diam.

"Leh, Leh, Saleh! Walah kok tidur," hardik Dasril. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 7 Juli 2015

No comments:

Post a Comment