Monday, July 6, 2015

Mesuji Ohh Mesuji…

Oleh Deni Kurniawan


NAMPAKNYA nuansa Ramadan tak berlaku di wilayah konflik Mesuji. Setelah bentrok diwilayah Register 45, Jumat malam, kali ini dua kelompok warga yang berseteru adalah warga Desa Kagungan Dalem, Mesuji dan Desa Sungaiceper, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Korban jiwa meninggal atas nama Aswah, warga Desa Sungaisceper. Sementara satu korban luka atas nama Likin, juga warga Sungaiceper.

Kesucian dan kekhidmatan bulan penuh berkah yang seharusnya penuh kasih sayang dan kedamaian itu, ternoda dengan melayangnya 1 nyawa.

Bentrok terjadi lantaran pertikaian dipicu perebutan lahan sawit oleh dua kelompok. Aswah, salah satu warga Sungai Badak Mesuji asal Sungai Ceper OKI- Sumatera Selatan, tewas di kejadian setelah tertembus peluru ketika adu tembak dengan kelompok preman di areal kebun sawit Desa Kagungan Dalam.

Hingga Sabtu malam (4/7) sekitar pukul 20.30 WIB, Kabupaten Mesuji kembali mencekam. Puluhan warga Sungaiceper, menghujani perumahan warga Desa Kagungan Dalem, dengan peluru senjata api (senpi).

Kapolsek Tanjungraya AKP.Kurmen, saat dikonfirmasi mengatakan, jajaran kepolisian dari Polres Mesuji dan Polsek Tanjungraya saat ini sedang olah kejadian perkara (TKP) di desa Kagungan Dalam untuk mengantisipasi adanya serangan balik dari pihak korban asal Sungai Ceper OKI-Sumatera Selatan.

Langkah preventif dan persuasive haruslah diintensifkan oleh pihak aparat keamanan dalam hal ini adalah kepolisian sebagai pelindung dan pengayom warga masyarakat secara keseluruhan. Jika masalah ini muncul akibat dari adanya perebutan lahan, juga melibatkan senjata api, tidak menutup kemungkinan ada peranan oknum aparat keamanan itu sendiri.

Jajaran elit Kepolisian Daerah sudah seharusnya turun dan mengintensifkan upaya perdamaian dan pemecahan akar amsalah secara komprehensif. Janganlah masyarakat selalu menjadi korban dalam pertikaian kepentingan (bisnis terselubung) dari segelintir oknum (masyarakat maupun aparat).

Rembuk pekon, anjau silau atau cara apa pun hendaknya mengedepankan upaya perdamaian dan tenggang rasa dalam berkehidupan yang harus dikedepankan saat ini dalam penyelesaian konflik di tanah Mesuji. Resolusi konflik di Mesuji harus dimulai dengan semua pihak untuk duduk bersama dan mengurainya secara menyeluruh. Tentu diiringi dengan adanya sebuah kebijakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar wilayah konflik  Semoga perdamaian dapat segera terwujud.  []


~ Fajar Sumatera, Senin, 6 Juli 2015

No comments:

Post a Comment