Monday, July 13, 2015

Kemiskinan di Bandarlampung

Oleh Abdullah Al Mas’ud


MENJELANG sahur, dua teman dari Mesuji bertandang ke Kantor Redaksi Harian Fajar Sumatera. Kami berbincang-bincang sambil nyeruput kopi. Banyak obyek yang dibahas, dari pemerintah Mesuji sampai soal kemiskinan di Bandarlampung.

Persis jam 2.00 Wib, mereka mampir ke ruang redaksi. Namun, lebih asyik ngobrolnya pindah ke ruang Pimpinan Redaksi yang menyatu dengan Pimpinan Umum.

Keduanya membawa belasan bundel segudang materi pembangunan di Mesuji. Sekitar setengah jam, mengupas isi bundele tadi. Dari persoalan kasasi Ny. Khamamik, sampai persoalan fisik di Mesuji yang dibangun pakai batako.

Namun, tiba-tiba saja obrolan terhenti karena muncul lagi seniman jalanan yang mampir ke redaksi. “Mampir ke redaksi mau ngupi pai,” ujarnya.  Obrolan pun melebar ke Kota Bandarlampung, kami membahas soal Biling.

Seniman tadi, menjelaskan persoalan Biling menandai tingkat kemiskinan di Kota Bandarlampung. “Jadi semakin banyak yang daftar di Biling berarti menadakan tingkat kemiskinan kian meningkat.”

Tahun lalu, sebelum Herman HN jadi wali kota, Biling hanya menampung 30 persen dari daya tampung sekolah, sekarang bias bertambah sampai 70 persen.

Rekan dari Mesuji hanya mengangguk, berarti menyetujui pendapat dari seniman jalanan. Kalau begitu, berarti tingkat kemiskinan di Bandarlampung naik 40 persen, kalau indikatornya pada Biling.

Tak bisa mengelak lagi. Sebab siapa pun akan sependapat dengan indicator yang dibuat seniman jalanan. Walaupun pada Biling terdapat orang yang tak miskin untuk masuk ke Biling, kenyataannya masuk dalam daftar orang miskin.

Pertanyaannya, apakah indikator kemiskinan dari program Biling bisa dijadikan indikator juga oleh Biro Pusat Statik. “Tentu bisa saja karena mau tak mau untuk masuk ke Biling harus mengantongi surat pengakuan sebagai warga miskin dari RT dan lurah,” timpal rekan dari Mesuji.

Semuanya setuju, jika BPS mau pakai ukuran tadi. Namun, bagaimana dengan walikota, apakah mau juga menerima jika disebut sebagai  Kota yang tingkat kemiskinannya terus bertambah? Bagaimana Pak Wali? []


~ Fajar Sumatera, Senin, 13 Juli 2015

No comments:

Post a Comment