Friday, July 3, 2015

Pengorbanan

Oleh Rusidi


DALAM menjalani aktivitas, biasanya orang tidak mengenal waktu. Entah itu pagi hari, siang, sore bahkan hingga larut malam. Semua dilakukan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing person. Tentu lain halnya dengan aktifitas yang dilakukan oleh seorang atlet, apalagi di bulan suci Ramadan. Karena aktifitas pekerja kantor, pedagang, seniman, dokter tentu berbeda dengan apa yang dijalani seorang atlet.

Bagi seorang atlet, apalagi yang telah mempunyai  prestasi di level nasional ataupun internasional, tiada hari tanpa beraktifitas (latihan, red) adalah makanan sehari-hari. Karena latihan rutin merupakan bagian dari pola hidup yang telah terprogram. Walaupun itu harus berpuasa, seorang atlet tetap saja menjalani latihan secara kontinyu. Bayangan rasa haus (dahaga), lapar dan sebagainya, sepertinya bukan menjadi kendala baginya untuk tetap berlatih dan berlatih.

Apa tujuan dari seorang atlet tetap berlatih walaupun dia menjalani ibadah puasa. Tentu ini ada kaitannya dengan apa yang menjadi tujuan baginya untuk meraih prestasi. Terus sejauh mana pengorbanan yang dilakukannya untuk mengharumkan nama baik daerah atau bangsa dan negaranya. Jelas sulit untuk menakar nilai pengorbanan seorang atlet yang memiliki satu tekat dan tujuan yaitu meraih prestasi dan juara hanya untuk sebuah kalimat, fanatisme dan nasionalisme.

“Gimana lagi bang, disatu sisi kita dituntut untuk berprestasi, namun disisi lain kita harus menjalani kewajiban sebagai seorang muslim. Ya tinggal abang menilai sendiri apa dan mengapa ini saya lakukan,’ jawab seorang atlet suatu ketika ditanya prihal aktivitasnya selama bulan Ramadan.

Nah bagaimana kita masing-masing dapat memberikan penilaian terhadap pengorbanan seorang atlet demi mewujudkan cita-cita dan harapan orang banyak terhadap prestasinya. Terus bagaimana pengorbananya tersebut di mata sang khalik. Hanya Allah SWT lah yang mengetahui untuk memberikan penilaian kepada orang yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan daerah, bangsa atau negara.

Kita sebagai orang perorang semoga dapat berpikir positif terhadap apa yang dilakukan oleh seorang atlet. Pengorbanan sungguh amat mulia, dimana terkadang seorang atlet harus babak belur saat berlaga di medan laga. Ya minimal kita harus dapat memberikan penghargaan walaupun dalam bentuk pujian atau perkataan. []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 3 Juli 2015

No comments:

Post a Comment