Tuesday, August 2, 2016

Percaya Mimpi?

Oleh Abdullah Al Mas’ud


PERCAYA mimpi?  Mimpi memang bias jadi kenyataan, tetapi dalm jangka waktu yang sangat lama. Misalnya mimpi Anda mala mini, kenyataannya bias jadi 10 tahun mendatang, atau tidakl sama sekali.

Namun, entrepreneur selalu bilang kerjarlah mimpi Anda. Bagaimana mau mengejar mimpi…mimpi kok dikejar.  Namun, bagi Konghucu, kerjalaaah. Jadi kerja atau mengejar mimpi?

Apa mimpi kita kemarin… mimpi buruk atau mimpi baik. Ambillah yang mimpi baiknya. Dari mimpi baik, kita bisa mendapat inspirasi untuk membangun masa depan. Hampir setiap orang memiliki mimpi untuk menjadi orang sukses.

Banyak jalan untuk menuju sukses, tak sedikit yang bermula dari mimpi. Ketika kita sedang menghadapi banyak persoalan, kita bermimpi untuk segera keluar dari persoalan tersebut. Ketika kita sedang terpuruk, kita bermimpi untuk segera bangkit. Ketika kita sedang miskin, kita bermimpi untuk menjadi kaya.

Benar kata Konghucu, lebih dari sekadar mimpi, kita harus melakukan sesuatu. Melalui apa? Melalui bekerja. Tanpa bekerja, mimpi tinggallah mimpi. Banyak hal bisa kita kerjakan. Apalagi di zaman modern ini. Banyak fasilitas tersedia. Kita bisa memanfaatkan kemajuan di zaman modern ini untuk mewujudkan mimpi kita. Kuncinya ada pada kreativitas.

Tidak usah njelimet. Sekali lagi, kreativitas bisa lahir dari hobi. Bagaimana agar hobi kita bisa menjadi kegiatan yang produktif—tak saja untuk memenuhi kebutuhan batin namun juga kebutuhan ekonomi?

Dengan hobi, bagaimana kita bisa menjadi sukses? Pada tahap awal, secara batiniah, dengan hobi maka kita telah memiliki sesuatu yang bisa kita dibanggakan. Tinggal bagaimana kita meningkatkan dan mengelola agar hobi bisa menjadi sebuah usaha yang akan mengantar kita menjadi orang yang sukses.

Menjalankan bisnis dari hobi, tentu sesuatu yang menyenangkan. Kenapa? Karena kita melakukan dengan penuh kecintaan. Dengan demikian, kita menjalani bisnis dengan penuh rasa suka. Meski begitu, kita tidak bisa sesuka hati. Sebagai sebuah kegiatan bisnis, meski berangkat dari hobi, tetap harus dilakukan secara benar dan profesional.

Kelemahan kita, ketika menjalankan sesuatu berangkat dari kesenangan kita, biasanya kita mengerjakan berdasarkan apa yang kita suka. Padahal, ketika sudah masuk ke wilayah bisnis, hasil karya kita akan bersinggungan dengan khalayak. Artinya, kepentingan pasar juga harus menjadi perhatian.

Singkatnya, menjalankan bisnis berangkat hobi sebenarnya tak beda dengan menjalankan bisnis pada umumnya. Perlu persiapan dan perencanaan yang baik, agar bisnis berjalan lancar dan menghasilkan keuntungan yang memadai.

Sejak proses persiapan dan perencanaan, di sana ada proses belajar. Artinya, perlu bekal wawasan juga. Kita bisa belajar dari orang yang sudah berpengalaman. Dengan demikian, setelah belajar dari orang yang telah berpengalaman, kita benar-benar bisa membuat persiapan secara baik.

Hobi yang selama ini kita lakukan hanya untuk bersenang-senang, hanya untuk memuaskan diri, sekarang bisa kita jadikan sebagai sebuah usaha untuk memuaskan orang lain juga. Maka, kita pun akan pula bisa mewujudkan mimpi kita. Oke? []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 2 Agustus 2016

No comments:

Post a Comment