Thursday, August 18, 2016

Kado Emas HUT RI

Oleh Rusidi


RASA haru, senang dan bangga menyelimuti kontingen Indonesia pada Rabu (17/8) malam atau siang hari waktu Brasil. Pasalnya, empat hari menjelang berakhir even terbesar di dunia yaitu Olimpiade yang dihelat di Rio de Janeiro, Brasil, Duet Liliana Natsir/Tontowi Ahmad mampu memberikan kado termanis untuk bangsa dan negaranya yang secara kebetulan tengah memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia  ke 71. Liliana/Tontowi berhasil merebut medali emas setelah dibabak final mengkandaskan perlawanan ganda Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan straight set 21-14, 21-12.

Usai mengakhiri perlawanan duet Malaysia, semua rasa bercampur aduk menjadi satu. Tidak hanya di diri Liliana/Tontowi saja, tetapi juga dirasakan oleh seluruh kontingen dan masyarakat Indonesia secara umum yang ikut menyaksikan perjuangan sang compatriot guna meraih medali emas. Rasa haus, lapar, lelah seolah terbayar lunas dan gambaran suka cita menjadi endingnya. Bonus Rp5 miliar yang dijanjikan pemerintah dalam hal ini Menpora Imam Nahrawi, otomatis menjadi hak dua atlet terbaik Indonesia tersebut.


Setelah kita mengikuti dan menyaksikan detik-detik upacara peringatan Kemerdekaan RI ke 71, rasanya semakin lengkap dan sempurna dengan berkibarnya sang merah putih di Negara Brasil, dimana digelarnya perhelatan olahraga terbesar di planet ini. Dan yang perlu dicatat, keberhasilan Liliana/Tontowi merebut medali emas di Olimpiade Brasil, tanpa kita sadari akan menutup semua persoalan negeri ini yang akhir-akhir terus menggelinding dan memenas. Dari kasus pemberhentian Archandra Tahar sebagai menteri ESDM maupun Gloria Natapradja Hemel yang kedua tersandung dwi kewarganegaraan, maupun jalannya sidang Jessica Kumala Wongso dengan Kopi Sianida-nya.

Artinya, begitu besarnya pengaruh dunia olahraga terutama dengan pencapaian prestasi tertinggi para atlet. Tentu ini bukan soal dikaitkannya dunia olahraga ke dunia kriminal, politik, ekonomi maupun budaya.Tapi yang jelas dunia olahraga tidak harus dicampuradukkan dengan kepentingan-kepentingan dunia lainnya yang dapat merusak tatanan dunia olahraga itu sendiri. Masih ingat dalam acara ceremonial pembukaan Olimpiade Brasil beberapa pekan lalu, dimana kontingen Indonesia menjadi yang terbaik dengan menyelaraskan kebudayaan negeri sendiri.

Bravo Liliana Natsir, Bravo Tontowi Ahmad, Bravo Sri Wahyuni Agustiani, Bravo Eko Yuli Irawan Bulutangkis, Bravo Angkat Besi. Karena dengan prestasi kalianlah  bangsa Indonesia Bisa Tersenyum sesaat walaupun hanya dengan membawa pulang 1 medali emas dan 2 perak. Semoga cabor-cabor lainnya ikut memberikan sumbangsih yang lebih maksimal di Olimpiade-Olimpiade berikut di Jepang, 2020 mendatang. Sehingga bangsa Indonesia tidak hanya tersenyum, tapi juga bisa tertawa dan bangga. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 18 Agustus 2016

No comments:

Post a Comment