Monday, June 20, 2016

Ramadan Harus Sabar

Oleh Abdullah Al Mas’ud


MEMASUKI minggu kedua Bulan Ramadan, gangguannya kian terasa. Padahal Umat Islam harus menyucikan hati, menjauhkan diri dari perbuatan cela dan dosa. Gangguan yang paling terasa adalah ekonomi.  Apalagi minggu depan, yang mendekati Lebaran. Beratti kita dituntut untuk bersabar.

Sejak memasuki puasa, kesulitan ekonomi sudah terasa, yang ditandai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok,  Ken8iakn barang dagangan dan kebuthan pokok bahkan sudah jadi tradisi. Tradisi inilah yang dijadikan alasan oleh para pedagang untuk menaikkan harga.

Padahal, kondisi ekonomi sedang sulit, Pada situasi sulit ini, siapa pun sepertinya kita harus bersabar. Jangan berboros-boros untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, menjalankan ibadah puasa dalam situasi sulit begini semakin menguji tingkat keimanan kita.

Kalau pada tahun-tahun sebelumnya banyak orang bisa berbelanja berlebih, kali ini benar-benar menahan diri. Dengan demikian, acara jalan-jalan di tempat perbelanjaan pun berkurang. Sehari-hari, sangat mungkin, kita akan lebih banyak di rumah. Kalau tidak membaca Alquran, bisa jadi hanya tiduran atau duduk-duduk sambil menonton televisi.

Nah, televisi. Mudah-mudahan saja acara televisi selama bulan Puasa tidak mengumbar tayangan yang tidak perlu. Sebagaimana seruan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), diminta membuat program-program berkualitas dan inspiratif untuk dapat meningkatkan keimanan dan kekhusyukan para pemirsanya dalam menjalankan ibadah.

Begitu juga dengan surat kabar, media on line,  termasuk di media sosial agar mengedepankan materi yang berkualitas di bulan suci ini.  Dan yang lebih enting lahi, mengajartkan kita untuk hidup bersabar dalam kondisi ekonomi saat ini. []


~ Fajar Sumatera, Senin, 20 Juni 2016

No comments:

Post a Comment