Monday, September 26, 2016

Aneh Tapi Nyata

Oleh Supendi


HAMPIR dua pekan ini, masyarakat Lampung kerap disodorkan berita soal anjloknya harga singkong dari harga normal Rp1.500 per kg menjadi hanya Rp500 per kg. Bahkan berita terbaru menyebutkan, harga jual komoditas unggulan Provinsi Lampung itu sudah mencapai Rp300 per kg.

Miris melihat kenyataan tersebut, terlebih bila dihadapkan pada kenyataan bahwa singkong adalah salah satu komoditas unggulan provinsi ini dan telah menjadi penyumbang peringkat utama bagi produksi singkong nasional.

Kita tentunya bertanya-tanya, bila memang benar singkong merupakan komoditas andalan kenapalah harganya sampai benar-benar terpinggirkan. Bila benar-benar diandalkan bukankah semestinya sudah ada langkah-langkah preventif agar harga singkong bisa tetap stabil.

Bahasa pendeknya, stabilnya harga ini paling tidak bisa menjaga harapan petani dan semangatnya untuk konsisten menanam singkong. Petani diharapkan tidak justru beralih ke tanaman lain apalagi sampai terpaksa menjual lahan pertaniannya lantaran tak sanggup lagi membiayai hidup.

Kejadian ini hampir mirip dengan nasib para petani kopi di beberapa daerah di Lampung beberapa waktu lalu. Harga jual kopi yang katanya merupakan komoditas ekspor andalan Lampung terjungkal dan membuat harapan petani untuk menanam kopi menyusut.

Faktanya memang begitu. Dari tahun ke tahun tengok saja data lahan tanam kopi serta produktifitasnya terus mengalami penurunan. Petani kopi semisal di Lampung Barat jadi tergoda untuk alih lahan dengan menanam komoditas palawija  meski banyak juga yang memilih menjual lahannya. Padahal lag-lagi, kopi merupakan komoditas andalan seperti halnya singkong yang tak benar-benar diandalkan.

Aneh tapi nyata memang, selalu saja para pemegang kuasa baru tersadarkan dan mengambil tindakan bila sesuatu kadung terjadi. Ujung-ujungnya seolah berupaya keras mencarikan solusi dan kadang muncul sebagai pahlawan kesiangan—tak apalah daripada dinilai tak berbuat apa-apa. []


~ Fajar Sumatera, Senin, 26 September 2016



No comments:

Post a Comment