Thursday, July 21, 2016

Tuan Rumah yang Baik

Oleh Rusidi


LAMPUNG menjadi tuan rumah untuk kali kedua Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Di tahun 2016, terlihat kualitas kompetisi antar pemain bulutangkis lapis ketiga di tanah air ini menunjukkan adanya kuantitas dari jumlah peserta yang tidak hanya diikuti pemain-pemain lokal, namun juga diikuti juga pemain-pemain dari negara  Eropa dan Asia.

Sayang dari segi kualitas, masih jauh dari apa yang diharapkan oleh penggiat bulutangkis nasional. Seperempat abad yang lalu, bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga favorit yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara. Sayang, seperempat abad kemudian sepertinya semua tertelan bumi dan sepertinya tidak membekas kalau Indonesia pernah memiliki jago-jago tepak bulu tersebut. Seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Alan Budi Kusuma, Ardy BW, Haryanto Arbi hingga muncul si anak ajaib, Taufik Hidayat.

Lampung pun pernah dan mampu menggelar even bulutangkis tingkat dunia dengan tampulnya beberapa legenda bulutangkis diantaranya Yang Yang, Han Jian, Icuk Sugiarto, Misbun Sidek dan beberapa nama pebulutangkis dunia. Keberhasilan Lampung menggelar even bertajuk Kejuaraan Asia di tahun 1988 an tersebut, tidak terlepas dari peran seorang yang dapat disebut bapak bulutangkisnya Lampung, Tajuddin Noer (alm).

GOR Saburai saat itu menjadi saksi bisu bagaimana antusiasnya animo masyarakat Lampung untuk menyaksikan pendekar-pendekar bulutangkis Asia yang juga sebagai penguasa perbulutangkisan dunia. Tentu sangat bertolak belakang dengan apa yang saat ini tengah dilaksanakan Sirnas (Sirkuit Nasional). Di tengah kelesuan dengan minimnya prestasi atlet bulutangkis Indonesia di even internasional, seolah menjadi kambing hitam dengan fenomena yang terjadi saat ini di GOR Saburai, SEPI Penonton.

Namun apa pun ceritanya, kita harus acungkan jempol buat pengurus PBSI Lampung di bawah kepemimpinan Abdullah Fadri Auli, yang mampu dan dipercaya untuk menggelar even yang sudah menjadi program PBSI Pusat dengan sponsor utama Djarum Foundation. Sayang keberhasilan dan kesuksesan Lampung menggelar Sirnas Bulutangkis, tidak diikuti dengan keberhasilan atlet-atlet bulutangkisnya yang tengah dipersiapkan mengikuti PON XIX September mendatang di Jawa Barat. Padahal Even Sirnas hanya diikuti calon pemain-pemain lapis  ketiga nasional.

Tapi semua akan menjadi pembelajaran dan pengalaman bagi PBSI Lampung ke depannya, bagaimana untuk meraih dua sukses sekaligus, sukses sebagai penyelenggara dan sukses dalam prestasi. Untuk meraih hal tersebut, butuh proses panjang bagaimana pemain Lampung untuk dapat menembus level nasional. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 21 Juli 2016

No comments:

Post a Comment