Wednesday, July 27, 2016

Tak Sebenarnya Antikritik

Oleh Riko Firmansyah

DI belakang namanya biasa disingkat HN---kepanjangan dari Hasanusi. Itu menjadi cirinya di setiap perbincangan maupun penulisan. Herman HN terkesan lebih greng. Dan, lebih merefleksikan jabatannya sebagai wali kota Bandarlampung, dua periode.

Namun, kesakralan jabatan dan namanya itu sepertinya tak mempengaruhi Ketua SPRI Bandarlampung Rudiyanto. Katanya,  Herman HN tidak peka terhadap protes dan aspirasi masyarakat karena menolak sumbangan berbentuk koin.

Sesungguhnya bukan tidak peka tetapi penempatannya yang kurang pas. Barangkali sumbangan itu akan diterimanya sebagai pemasukan Pemkot sebagai pendapatan tak terduga bila cara penyampaian berkenan.

Nyatanya, sumbangan itu dianggap sebagai pelecehan terhadap simbol pemerintah. Kenapa koin? Coba pakai check dengan nominal cukup---dari sudut pandang pemerintah---barangkali akan diterima.

Atau, disampaikan tidak pada situasi greges seperti ini---penutupan SMKN 9 dan tertundanya pembayaran sertifikasi guru. Pada saat halal bihalal atau pas momen Herman HN ulang tahun. Siapa tahu dia tersenyum.

Jadi wajar bila responnya: Pemkot masih memiliki dana banyak dan bisa membayar semuanya.

Dan lagi, siapa juga yang tega menerima koin dari pengendara yang melintas lalu dikumpulkan para guru dan murid SMKN 9 di Tugu Adipura, beberapa waktu lalu?

Menurut dia, mereka turun ke jalan karena terprovokasi oknum yang menggerakkannya.

Simpulannya, tak pas menudingnya antikritik.

Dalam perbincangan dengannya ketika itu terkesan dia sosok yang ramah, menjunjung tinggi silaturahmi, care terhadap rakyat, permisif, dan berani.

Sosoknya kerap muncul saat jalan protokol tergenang air. Bahkan dia ikut membersihkan sumbatan drainase jalan. Atau, menghadiri resepsi pernikahan, dan lain sebagainya.

Hingga, tak tegel mengusur pedagang kaki lima di Pasar Bambukuning, Jl. Pangkalpinang, dan Jl. Pemuda. Buktinya, puluhan anggota Pol PP hanya duduk dan berbincang pada emperan toko di tengah-tengah padatnya lalu lintas. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 27 Juli 2016

No comments:

Post a Comment