Tuesday, July 26, 2016

Ironi Way Kambas

Oleh Supendi


TAMAN Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Lampung mendapat kehormatan setelah ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park) ke-36 atau ke 4 di Indonesia.

Penasbihan gelar ini dilakukan dalam acara comitte meeting AHP ke-5 yang digelar di Ballroom the 7th Hotel, Bandar Lampung, Senin (25/7/2016) dan dihadiri sejumlah pejabat kenegaraan dari berbagai negara di ASEAN.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Provinsi Lampung Sutono mengaku bangga dengan penetapan ASEAN Heritage Park tersebut. Terlebih, penetapan TNWK sebagai AHP ke-36 se-Asia Tenggara ini disebutnya sejalan dengan program prioritas pariwisata Pemprov Lampung.

ASEAN Heritage Park sendiri merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi. AHP diberikan sebagai bentuk penghargaan yang tinggi terhadap pentingnya kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi.

Terlebih lahirnya anak badak Sumatera bercula dua di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas pada Mei lalu disebut menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di taman nasional tersebut.

Terlepas dari keberhasilan upaya konservasi, Pemprov Lampung mestinya menjadikan AHP sebagai momentum untuk lebih memperhatikan keberadaan TNWK yang nasibnya amat tak sebanding dengan ketenarannya hingga ke mancanegara.

Dari sisi pariwisita misalnya. Sah-sah saja bila pemerintah mengklaim diraihnya gelar AHP sudah sejalan dengan program prioritas pengembangan pariwisata Pemprov Lampung. Apalagi TNWK memang sudah didengungkan sebagai salah satu dari tujuh destinasi utama di Lampung.

Namun sekadar mempromosikannya tanpa menyiapkan kelengkapan berbagai fasilitas penunjang sama saja dengan bunuh diri. Dari berbagai cerita teman yang pernah berkunjung ke TNWK misalnya, banyak yang mengeluhkan sulitnya akses menuju lokasi.

Selain karena jarak tempuh yang jauh dari pusat kota Bandarlampung, kondisi infrastruktur juga tak sepenuhnya mulus. Belum lagi soal keamanannya, karena TNWK memang sayangnya berada di daerah yang banyak dikenal sebagai wilayah rawan kriminalitas.

Keluhan rupanya bukan hanya muncul dari kalangan masyarakat khususnya para pelancong dari luar kota. Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim bahkan tak segan dan tak malu mengakui buruknya kondisi TNWK. Bahkan dengan berbesar hati ia menyebut dengan kondisi seperti sekarang, TNWK tak layak untuk dipromosikan sebagai destinasi wisata unggulan.

Menurut Bupati, dari hasil kunjungannya ke TNWK beberapa waktu lalu, kondisi infrastruktur seperti jalan menuju lokasi masih rusak. Hal ini diperparah dengan kondisi bangunan di TNWK yang banyak terbengkalai dan terkesan kumuh. Belum lagi soal sistem pengelolaannya yang belum professional.

Chusnunia dan kita semua masyarakat Lampung mengharapkan adanya perbaikan kondisi dan fasilitas TNWK yang memadai sehingga benar-benar layak untuk dikunjungi dan dibanggakan. Kita semua bangga dengan ASEAN Heritage Park yang disandang TNWK, tapi kita lebih bangga bila pembangunan berbagai fasilitas dan pengelolaan di TNWK benar-benar berjalan. []


~ Fajar Sumatera, Selasa, 26 Juli 2016

No comments:

Post a Comment