Wednesday, July 13, 2016

Padat Merayap

Oleh Rusidi


ADA pemandangan yang menarik dari aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat Bandarlampung khususnya dan Lampung secara umum, terutama dalam satu bulan terakhir ini. Sejak memasuki bulan suci Ramadhan 1437 H, kemudian H-10 menjelang Hari Raya Idul Fitri dan H+7 pasca perayaan Lebaran, terlihat semakin tingginya intensitas masyarakat diberbagai tempat utamanya di area pariwisata maupun pusat bisnis.

Tingginya aktivitas masyarakat Bandarlampung dan Lampung secara umum tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penyebab atau penyumbang timbul kemacetan diberbagai titik ruas jalan provinsi maupun kota. Meningkatnya jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan penambahan volume jalan sebagai lalulintas dan akses keberbagai wilayah khususnya di Kota Bandarlampung.

Perayaan Hari Raya Idulfitri tahun ini yang bertepatan dengan liburan sekolah, semakin memberi warna. Hal ini semakin membuat nuansa Lebaran terlihat begitu lain, karena libur panjang memanjakan masyarakat untuk melakukan silaturahmi dan refreshing yang lebih dari cukup. Berbagai lokasi hiburan seperti di pantai menjadi primadona, baik wisatawan lokal maupun pendatang seperti Jakarta, Palembang, Banten, Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya.

Hal tersebut menimbulkan kemacetan di mana-mana. Baik di dalam Kota Bandarlampung itu sendiri, hingga beberapa jalan di Kabupaten tetangga yang menuju area wisata pantai. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Karena peningkatan jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan sarana jalan yang memadai, bahkan terkesan ingin income melalui PAD-nya saja.

Perayaan Lebaran sudah memasuki H+6 kemarin. Namun, kepadatan di jalur utama jalan raya kota Bandarlampung masih begitu ramai bahkan terkesan padat merayap pada jam-jam tertentu. Ini tidak lain tumpah ruahnya masyarakat ke jantung kota Bandarlampung untuk melakukan aktivitas bisnisnya maupun sekadar berjalan-jalan.
Memasuki tahun ajaran baru ternyata menjadi pemicu terjadi penumpukan kendaraan yang menyebabkan macet. Lalu bagaimana dengan rekayasa jalan dan lalulintas yang dilakukan oleh pemangku kebijakan, ternyata belum mampu mengurai kemacetan. []


~ Fajar Sumatera, Rabu, 13 Juli 2016

No comments:

Post a Comment